Kamis 01 Mar 2018 15:51 WIB

Ada Tujuh Lokasi Wisata Religi di Babel

Gagasan itu berangkat dari rasa keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan di Babel.

Salah satu objek wisata di Provinsi Babel.
Foto: istimewa
Salah satu objek wisata di Provinsi Babel.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terus berbenah dalam memajukan industri pariwisata guna mewujudkan wilayah itu sebagai salah satu dari 10 “Bali Baru” Indonesia. Untuk mempercepat hal itu, diperlukan sinergi dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk pihak swasta.

Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Babel ikut mendukung gerakan percepatan mewujudkan wilayah tersebut sebagai salah satu destinasi wisata baru di Indonesia. Dukungan itu, misalnya, dengan menyambut baik rencana lima investor asing yang siap berinvestasi di Pulau Belitung senilai 500 juta dolar AS atau sekitar Rp 6,5 triliun.

“Saya bersyukur Pak Gubernur Erzaldi Rosman Djohan adalah sosok yang punya visi baik tentang pariwisata sehingga dengan adanya investasi itu Babel sebagai Maldives Island (Maldives) atau Maladewa-nya Indonesia bisa segera terwujud,” kata Ketua Kadin Babel, Thomas Jusman dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis (1/3).

Selain dikenal keindahan alamnya, menurut Thomas, Babel juga populer karena keharmonisan kehidupan masyarakatnya, terutama antarumat beragama. Nyaris tidak ada sekat-sekat dalam kehidupan masyarakat antargolongan maupun antarumat beragama.  Thomas bercerita, selain keindahan pantainya, para pengunjung juga bisa merasakan wisata religi dan wisata sejarah di wilayah itu.

Untuk wisata religi, misalnya, setidaknya ada tujuh lokasi yang bisa dikunjungi wisatawan yang antara lain Goa Maria Pelindung Segala Bangka, Belinyu, Keuskupan Yong Fo dan Goa Maria, Puri Tri Agung, Kelenteng Kwan Tie Miaw dan Masjid Kayu. Sedangkan untuk wisata sejarah, pengunjung bisa melihat-lihat tempat pengasingan para pendiri bangsa seperti pengasingan Bung Karno dan Bung Hatta di Bukit Menumbing, Muntok, Bangka.

Selain itu, Thomas bersama teman-temannya berencana membangun wisata religi ikonik seluas sekitar lima hektare di daerah Sungailiat. Gagasan itu berangkat dari rasa keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan di Babel. Konsepnya kelak 70 persen untuk publik dan 30 persen untuk religinya. 

Bangunannya pun diupayakan tetap tidak merusak lingkungan dengan kata lain mempertahankan keaslian alamnya. “Sebagai wujud cinta pada Tuhan adalah mencintai lingkungan dan alamnya. Juga mencintai sesama umat manusia. Kami menamainya ‘Taman Bintang Samudera’. Proyeknya sekitar Rp 200 miliar,” kata Thomas.

Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi pada Senin (26/2) lalu menerima kunjungan lima investor asing yang berencana berinvestasi di Pulau Belitung. Erzaldi menyambut baik rencana kelima pengusaha yang terdiri atas Greaves dari Kanada, Ameenulahu Bin Abu Hameed dari Malaysia, Nazarisham Bin Muhamed Isa dari Singapura, Sinpraseuth Robert dari Australia dan Subramani dari India. Kehadiran mereka juga ditemani oleh Edi Kodri, salah seorang tokoh masyarakat dan pengusaha asal Belitung

Kunjungan wisatawan ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terus meningkat saban tahun. Pada 2017, misalnya, mencapai 367.084 atau naik sekitar 21,72 persen dibandingkan 2016 yang mencapai 359.901. Pemprov Babel juga optimistis target wisatawan asing sekitar 500 ribu orang akan tercapai pada 2019. Selama ini, jumlah turis asing yang berkunjung ke Babel mencapai 6.000 hingga 7.000 orang per tahun.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement