REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Manajer Manchester City Pep Guardiola akan berhenti mengenakan pita kuning di dada jika para ofisial klub pemuncak klasemen Liga Inggris itu memintanya. Faktor lain jika hal itu memengaruhi penampilan tim asuhannya.
"Ya, tentu saja. Hal yang lebih penting adalah apa yang terjadi dengan tim dan klub dibanding opini pribadi saya. Menurut saya, hal itu (tidak lagi mengenakan pita kuning) tidak akan terjadi namun jika mereka (ofisial klub) memintanya, saya akan menerimanya. Mereka adalah para bos," kata Guardiola kepada para pewarta pada Rabu (28/2).
FA mendakwa Guardiola karena mengenakan pita itu di liga dan piala domestik musim ini. Pria 47 tahun itu memiliki waktu sampai Senin (5/3) depan untuk merespons.
Pita itu simbol protes terhadap penahanan para politisi pro-kemerdekaan di kampung halaman Guardiola, Katalunya. Hal itu juga dianggap melanggar peraturan-peraturan iklan dan pakaian oleh Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA).
Namun Guardiola menilai opini pribadinya bukan politis. Ia memberikan contoh seorang pria dan wanita mengenakan pita berwarna pink untuk mendukung inisiatif melawan kanker payudara.
"Hal yang sama ketika saya mengenakan lencana kanker prostat. Idenya sama. Tentu saja, saya tidak ingin merusak tim atau klub saya," kata dia.
Guardiola dapat dikenakan dakwaan yang lebih berat. Sebab pita itu kembali terlihat pada final Piala Liga Inggris, ketika timnya menang atas Arsenal di Stadion Wembley akhir pekan lalu.
City akan melawat ke Stadion Emirates untuk menghadapi Arsenal untuk kedua kalinya dalam sepekan. Sang pemimpin klasemen liga berniat memperlebar keunggulan menjadi 16 poin di puncak klasemen.