REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Upaya kepolisian memberantas kelompok siber penyebar hoax dan anjuran kebencian yang cenderung diskriminatif, dinilai akan semakin merusak citra polisi di mata masyarakat. "Karena tindakan kepolisian hanya berlaku terhadap kelompok siber oposisi, tapi kelihatan ogah-ogahan memberantas kelompok siber yang berada di posisi pemerintah," kata Ketua Dewan Pembina Tim Pengacara Muslim Pusat Mahendradatta, Kamis (1/3).
Bila sikap pilih kasih aparat ini dibiarkan, menurutnya, bukan sekadar citra polisi di mata masyarakat. Namun, juga menurunkan citra pemilih Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Ia berkata, saat ini pemilih baru pasti bertambah dan melihat sendiri kenyataan ini. Menurut dia, Polri benar-benar menyerempet bahaya karena bila Jokowi ternyata tidak terpilih lagi, institusi Polri akan menjadi pertaruhannya.
"Institusi Polri dapat dipandang diskriminatif dalam hal ini. Bila mereka yang dirugikan kemudian berkuasa, justru menempatkan Polri pada posisi yang canggung," katanya.