REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memori atau ingatan yang kuat saat menggunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya (Napza) sering kali menyebabkan pecandu kembali menggunakan narkoba. Itu karena kemampuan ingatan di otak manusia sangat baik terlebih pada suatu hal yang bersifat nyaman.
"Di otak kita ada mekanisme memori yang cukup baik, sangat baik. Pada saat menggunakan zat, ada dopamin yang keluar dalam jumlah cukup banyak dan akan menyebabkan pelepasan zat kimia lain yang membuat jadi rileks, nyaman. Otak kita mengingat memori itu," kata Dokter spesialis kesehatan jiwa dari Rumah Sakit Persahabatan dr Tribowo T Ginting Sp.KJ di Jakarta, Jumat (2/3),
Penggunaan narkoba yang bersifat stimulan dan depresan bisa menimbulkan efek nyaman yang memicu gairah ataupun ketenangan bagi penggunanya.
Efek nyaman inilah yang akan melekat secara kuat oleh si pengguna dan bisa kembali teringat oleh pengguna bahkan saat sudah tidak lagi menggunakan narkoba. "Misal, lewat tempat dia memakai narkoba, atau lihat alat-alatnya, walaupun tidak ada zatnya itu bikin dia jadi pengen," kata Tribowo.
Namun, dia menjelaskan memori tentang penggunaan narkoba dan rasa nyaman yang melekat di otak si pengguna tergantung dengan jumlah dan jangka waktu pemakaian zat. "Tergantung dia memakainya berapa banyak, dalam periode berapa lama. Kalau kombinasi, efeknya akan lebih banyak," tutur Tribowo.
Dia juga menjelaskan apabila ada seseorang yang menggunakan lebih dari satu zat, misalnya yang bersifat stimulan seperti shabu dan alkohol, maka efek yang didapatkan akan menumpuk.
Sabu yang bersifat stimulan merangsang untuk lebih bergairah dan semangat, sementara alkohol bersifat depresan yang menenangkan. Jika keduanya digunakaan bersamaan, maka efek yang ada akan bercampur.