Jumat 02 Mar 2018 19:21 WIB

Tawaran Presiden Afghanistan pada Taliban Sangat Bagus

Azyumardi Azra menilai tawaran Presiden Ghani itu sesuai dengan harapan Wapres JK.

Azyumardi Azra
Foto: dok Republika
Azyumardi Azra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Keputusan Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani yang akan mengakui Taliban sebagai kekuatan politik dinilai sangat bagus. Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Reformasi dan Birokrasi, Azyumardi Azra menilai tawaran Presiden Ghani itu sesuai dengan harapan Wapres JK

"Bahwa harus ada saling mengalah, timbal balik, mengakui, dan kemudian memungkinkan terjadi pembagian kekuasaan. Misalnya, Presiden Ghani membebaskan tawaran politik Taliban dan memberikan amnesti, itu bagus. Taliban membikin parpol, itu bagus, sehingga terjadi proses politik yang fair dan adil dan membuka peluang terjadi power sharing," ujar Azyumardi saat berbincang dengan Republika.co.id di Serena Hotel, Kabul, Afganistan, Kamis (1/3).

Azyumardi, salah satu rombongan yang menyertai JK ke Afghanistan menghadiri Konferensi Proses Kabul yang berlangsung pada Rabu (28/2). Dia mengatakan, power sharing tersebut tidak hanya menyangkut kelompok keagamaan saja, misalnya Taliban garis keras. Alasannya, karena salah satu masalah di Afghanistan adalah beragamnya suku-suku yang yang kurang kompromistis satu sama lain. Azyumardi mengatakan, langkah kompromistis itu memang berlapis-lapis baik dari sudut aliran keagamaan yang keras, akomodasi politik dan suku-suku yang beragam.

Azyumardi merespons sangat baik rencana pertemuan ulama tripartit tersebut. Di mata Azyumardi, rencana tripartit ulama ini sangat bagus dengan memfokuskan pada ulama. Khususnya ulama yang masih belum menerima pemerintahan Ashraf Ghani ini harus dirangkul.

Mereka, Azyumardi mengatakan, harus diberikan perspektif Islam wasathiyah. "Pertemuan di Jakarta nanti harus menjelaskan, mengkaji, menerima, merumuskan dan merekomendasikan mengenai Islam yang inklusif, wasatiyah, akomodatif yang bisa dikembangkan, diterima para ulama di Afghanistan. Sehingga secara bertahap kalau sudah menerima Islam washatiyah maka Insya Allah secara bertahap bisa menerapkan Islam rahmatan lil alamin itu," ujarnya.

Dia menilai, jika pertemuan tripartit tersebut berhasil, maka pertemuan selanjutnya akan melibatkan pihak asing lain yakni Rusia, Amerika, Iran mungkin juga Saudi dalam batas tertentu. "Karena Saudi juga berusaha melebarkan pengaruhnya melalui gerakan Salafi dan Wahabi di sini," ujarnya.

Masukan dari Amerika dibutuhkan, Azyumardi mengatakan, karena pasukan Amerika masih ada sekitar 10 ribu orang di Afghanistan. Sedangkan Iran berbatasan dengan wilayah barat dengan Afganistan dan Saudi. Dari berbagai pihak asing itu, dia mengatakan, hanya Indonesia yang bisa diterima karena tak punya kepentingan politik dan ekonomi, "Kepentingan kita hanya ingin menciptkan perdamaian," katanya. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement