REPUBLIKA.CO.ID,OUAGADOUGOU -- Kementerian Informasi Burkina Faso mengatakan empat militan tewas setelah melakukan serangan ke pusat kota di ibu kota negara tersebut, Ouagadougou. Militan menyerang beberapa titik yakni markas besar militer, kantor kedutaan Prancis, dekat kantor perdana menteri dan bundaran Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Kementerian tersebut mengatakan penyerang lainnya kemungkinan berhasil melarikan diri. Stasiun berita lokal menunjukkan gambar asap hitam yang berasal dari bangunan di Ougadougou tengah dan seorang koresponden Reuters menemukan bahwa kebanyakan orang telah melarikan diri dari jalanan.
"Serangan sedang berlangsung di Kedutaan Prancis dan Institut Prancis. Tetap bersembunyi di tempat Anda berada," kata kedutaan tersebut dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs Facebook-nya.
Seorang pejabat Prancis di Paris mengonfirmasi sebuah serangan terhadap kedutaan sedang berlangsung, dan juga melawan markas tentara Burkina Faso. Sementara polisi Burkina Paso juga mengonfirmasi serangan yang terjadipada Jumat (2/3) tersebut melalui pernyataan pers.
Sebuah ledakan mengguncang markas tentara dan kemudian tembakan terdengar di sekitarnya. Seorang saksi mengatakan orang-orang bersenjata bertopeng dengan ransel telah menyerang markas tentara sesaat sebelum ledakan tersebut terjadi. Setelah ledakan besar pertama, terdengar serangkaian ledakan yang lebih kecil dan pertukaran tembakan datang dari arah markas. Ini berhenti sekitar siang hari.
Kelompok militan telah mendapatkan pijakan kuat di wilayah Sahel yang luas di Afrika dalam beberapa tahun terakhir. Mereka telah meluncurkan serangan di Mali, Burkina Faso, Pantai Gading dan Niger.