REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris pribadi BJ Habibie, Rubijanto mengatakan, mantan presiden ketiga RI BJ Habibie dalam keadaan tidak sehat. Habibie mengalami masalah pada klep jantungnya yang bocor. Saat ini, Habibie sedang dirawat di rumah sakit Klinikum Starnberg, Jerman.
Pada Kamis (1/3) pukul 20.00 WIB atau pukul 14.00 waktu Muenchen, Rubijanto sempat berbicara melalui sambungan telepon dengan Habibie. Awalnya, kata Rubijanto, Habibie mengaku sulit bernapas pada Selasa (27/2). Hingga akhirnya diputuskan untuk membawa Habibie ke rumah sakit.
"Dengan suara parau beliau menjelaskan bahwa pada awalnya sulit dan sesak bernapas yang terjadi pada Selasa (27/2). Maka, rekan-rekan langsung membawa Bapak BJ Habibie ke Klinik Starnberg di Muenchen,'' kata Rubijanto dalam keterangan tertulisnya, Jakarta, Sabtu (3/3).
Tim dokter langsung periksa BJ Habibie. Tim dokter mendapati klep jantung BJ Habibie termonitor ada kebocoran, seperti yang dialami oleh almarhumah Hasri Ainun Habibie.
Akibat dari kebocoran klep jantung tersebut, kata Rubijanto, terjadi penumpukan air pada paru-paru hingga 1,5 liter, sehingga Habibie terasa sulit bernapas. "Tensi (tekanan darah) meningkat sampai 180 atas," tambahnya.
Sehingga, berdasarkan analisa dokter, Habibie harus segera menjalani operasi jantung atau dapat dilakukan pengobatan dan tindakan dengan cara yang lebih canggih. Namun, Habibie tidak menginginkan untuk dilakukannya tindakan operasi jantung dan memilih untuk menjalani tindakan dengan menggunakan metode yang lebih canggih.
"Besok Jumat 2 Maret tim dokter akan melakukan pemasangan kateter (dari mulut) untuk mengetahui persisnya kebocoran klep jantung dan untuk menentukan tindakan mana yang lebih tepat akan ditempuh," katanya.
Saat ini pun, lanjutnya, Habibie sedang menulis e-mail yang ditujukan kepadanya, agar selanjutnya di-forward kepada Tim Dokter Kepresidenan (TDK) RI yang ada di Jakarta. "Bapak BJH berharap pada pelaksanaan tindakan operasi jantung di Muenchen nantinya dapat dihadiri dan disaksikan oleh paling tidak dua dokter TDK RI spesialis ahli jantung dan satu personel tambahan Paspampres," ujarnya.
Habibie juga berharap, agar seluruh biaya perawatan dan tindakan medis yang dilakukan di Muenchen, Jerman, ditanggung oleh Pemerintah RI sesuai undang-undang yang berlaku.
Saat ini pun, pemerintah Jerman melalui kantor Kanselir Angela Merkel telah mengetahui kondisi kesehatan Habibie saat ini dan telah menghubungi langsung Habibie. Pemerintah Jerman, kata Rubijanto, memberikan perhatian penuh dan menawarkan apa yang dapat dibantu untuk mengembalikan kondisi kesehatan Habibie seperti semula.
"Kami sampaikan kepada Bapak BJH bahwa kami semua di Jakarta turut prihatin atas kesehatan dan mendoakan semoga (penyakit) Bapak BJH segera dapat teratasi dan lekas sembuh serta lekas kembali ke Jakarta," katanya.