REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumatra Utara meminta kepada pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) agar menyoalisasikan penggunaan jaring milenium kepada nelayan tradisional. Wakil Ketua DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Sumut Nazli mengatakan, pengenalan jaring milenium yang baru agar nelayan tidak merasa terkejut dan juga bisa menyesuaikan.
Apalagi, pemakaian jaring milenium itu juga merupakan saran dari KKP untuk nelayan di Indonesia sebagai pengganti pukat hela (trawl), pukat tarik (seine net) dan pengganti alat tangkap sejenis pukat harimau yang beroperasi di perairan Sumatra Utara (Sumut).
"Jaring milenium itu cocok untuk nelayan tradisional dan ramah lingkungan, tidak seperti pukat harimau yang merusak lingkungan di laut, dan dilarang berdasarkan Peraturan Menteri (Permen) Kelautan dan Perikanan Nomor 02 Tahun 2015," ujar Nazli di Medan, Sabtu (3/3)
Ia mengatakan, penggunaan jaring milenium tersebut, secepatnya dioperasionalkan oleh nelayan untuk menggantikan pukat hela dan pukat tarik yang telah dilarang oleh pemeritah. Penggunaan kedua pukat itu tidak dibenarkan lagi oleh KKP, terhitung sejak Januari 2018.
"Jadi, nelayan yang ada di Indonesia harus mematuhi peraturan tersebut, dan tidak lagi menggunakan alat tangkap ilegal tersebut," ucapnya.
Nazli berharap, KKP juga dapat membantu nelayan kecil tersebut, agar secepatnya bisa memiliki jaring milenium, karena harganya juga cukup mahal. Sedangkan nelayan di Sumut, selama ini banyak yang "menganggur" dan tidak pergi menangkap ikan ke laut, karena tidak memiliki jaring milenium sebagai penggganti trawl.
"Dengan kehadiran jaring milenium itu, diharapkan perekonomian nelayan di Sumut semakin membaik dan meningkat, serta tidak seperti saat menggunakan Pukat Harimau yang cukup ganas," kata Wakil Ketua HNSI Sumut itu.
Jaring milenium merupakan modifikasi jaring insan (gill net), yakni jaring yang terbuat dari nylon multifilament twine. Alat itu diberi nama jaring milenium karena di dalam perairan jaring tersebut memantulkan cahaya dan mengilap.
Kelebihan jaring milenium itu ketika dioperasikan di dalam air, maka benang pada badan jaring akan membuka pilinannya karena faktor arus. Sehingga ikan yang tertangkap tidak hanya terjerat pada bagian insang saja, tetapi juga bagian duri, sirip, operkulum dan sebagainya karena menyangkut ke dalam benang pilinan yang terbuka. Dengan ini ikan mudah tertangkap.
Dengan menggunakan jaring milenium, diharapkan meningkatkan produksi tangkapan ikan nelayan dan menjadi alternatif diversifikasi alat tangkap yang ramah lingkungan.