Ahad 04 Mar 2018 01:01 WIB

Ratusan Pohon akan Ditebang untuk Jalan Tol Layang

Tiang tol posisinya ada di posisi pohon yang sekarang ada

Rindangnya pepohonan yang menaungi jalan raya, ilustrasi
Foto: blogspot
Rindangnya pepohonan yang menaungi jalan raya, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Kota Makassar akan menebang ratusan pohonnya yang berjejer di median jalan untuk kepentingan pembangunan jalan tol layang AP Pettarani Makassar.

"Tiang-tiang jalan tol layang itu tepat di tengah-tengah, makanya pohon-pohon besar itu akan ditebang supaya bisa digunakan untuk memasang tiang-tiang tol layangnya," ujar Kepala Bidang Ruang Terbuka Hijau, Dinas Lingkungan Hidup Makassar, Bahar Chambolong di Makassar, Sabtu (3/3).

Ia mengatakan, dalam pembangunan jalan tol layang itu, ada sekitar 900 pohon lebih disepanjang median jalan AP Pettarani. Pohon-pohon itu akan dipangkas untuk kepentingan pembangunan jalan tersebut.

Namun pihaknya tetap akan menanam kembali pohon-pohon yang baru jika pembangunan jalannya selesai. Posisinya di median jalan, di antara para tiang-tiang tersebut.

"Kalau berdasarkan plannya itu, setelah selesai pembangunan jalannya, nanti akan ditanami lagi pohon-pohon yang baru di antara tiang-tiang itu," katanya.

Bahar Chambolong melanjutkan, penanam pohon-pohon yang baru itu tidak akan menggunakan anggaran daerah (APBD). Berdasarkan kesepakatan dengan pihak kontraktor, pohon akan ditanam oleh kontraktor pelaksana sebagai bagian dari kompensasi.

Sebelumnya, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Makassar Andi Khadijah Iriani menyatakan pembangunan jalan akan di mulai pada Maret 2018. “Semua SKPD terkait sudah harus mempercepat koordinasinya untuk kelancaran proyeknya," ujarnya.

Sementara itu, kontraktor proyek jalan tol layang Pettarani, Anwar Toha menyatakan belum bisa memastikan persentase kesiapan pembangunan. Namun ia mengatakan tidak ada kendala berarti yang ditemukan di lapangan.

Desain jalan tol layang yang memiliki panjang 4,3 km memiliki nilai investasi lebih dari Rp2 triliun dengan menggunakan desain kantilever (double dacker) yang merupakan teknologi pertama di Indonesia.

Setelah proses "ground breaking", sedikitnya membutuhkan waktu sekitar enam bulan persiapan untuk menuju ke tahap pembangunan yang membutuhkan waktu sekitar dua tahun masa konstruksi.

sumber : antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement