Ahad 04 Mar 2018 20:34 WIB

Cina tak Akan Mengimpor dan Mengekspor Keberhasilan

Cina berposisi sebagai penyeimbang tatanan global.

Bendera Cina di luar gedung Parliament House (parlemen) di Canberra, Australia.
Foto: ABC
Bendera Cina di luar gedung Parliament House (parlemen) di Canberra, Australia.

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Cina tidak akan mengimpor dan mengekspor keberhasilan model pembangunan di segala bidang dari dan ke luar negeri, demikian pernyataan juru bicara rapat tahunan pimpinan Kongres Rakyat Nasional (NPC), Zhang Yesui.

"Cina akan berjalan sesuai langkahnya sendiri dan tidak meminta negara lain untuk meniru model keberhasilan pembangunan di sini," katanya dalam temu awak media di Beijing, Ahad (4/3)

Menurut dia, tidak ada satu pun model pembangunan yang sama antara negara satu dengan lainnya. Oleh sebab itu setiap negara seharusnya memiliki langkah sendiri sesuai dengan situasisi dan kondisi negara tersebut.

Zhang menegaskan bahwa Cina tidak berupaya membatalkan atau mengganti tatanan internasional yang sedang berjalan saat ini. Bagi Cina cukup menjadi pembela atau penyokong tatanan internasional tersebut, jelas dia menambahkan.

Negara berpenduduk terbanyak di dunia itu akan terus berpartisipasi aktif dalam reformasi dan konstruksi tata kelola global dan mendukung tatanan internasional demi kesetaraan dan keadilan bersama.

Zhang juga menyatakan bahwa revisi sebagian Undang-Undang Cina akan menjadi tugas penting dalam pertemuan tahunan NPC yang dibuka mulai Senin (5/3) itu.

Lebih dari 2.100 utusan NPC telah membahas draf usulan amandemen undang-undang tersebut.

Menjawab pertanyaan wartawan mengenai usulan revisi pembatasan masa jabatan Presiden Cina, Zhang menyatakan bahwa AD/ART Partai Komunis China (PKC) sebagai partai berkuasa tidak menyebutkan Sekretaris Jenderal Komite Pusat PKC dan Ketua Komisi Militer tidak boleh dijabat dalam dua periode berturut-turut.

Demikian pula, lanjut dia, Undang-Undang China tidak menyebutkan ketentuan mengenai batasan masa jabatan Ketua Komisi Militer, tulis Kantor Berita Xinhua.

Sebagaimana yang berlaku sebelumnya, Presiden China dijabat oleh Sekjen PKC sekaligus sebagai Ketua Komisi Militer. Pada Kongres ke-19 PKC pada 2017, Xi Jinping telah terpilih kembali sebagai Sekjen PKC untuk masa lima tahun mendatang.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement