REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Di tengah gempuran globalisasi, mengenalkan bahasa lokal kepada anak remaja bukanlah hal mudah. Tapi, sekelompok anak muda yang memiliki kegemaran bermusik memiliki caranya sendiri. Mengusung nama "The Pangshi", mereka berupaya mengenalkan dan mempopulerkan Bahasa Sunda ke generasi milenial melalui musik.
"The Pangshi" sendiri merupakan kumpulan dari instruktur musik Sunda yang kemudian membentuk sebuah grup dan melakukan inovasi. mereka merilis album musik Sunda pertama mereka dengan gaya musik modern pada Jumat (2/3) malam.
"Pertunjukan ini dalam rangka mengenalkan album pertama kami ke masyarakat Kota Bogor, khususnya remaja," ujar pimpinan The Pangshi, Rudi Setiawan, saat ditemui Republika.co.id di Bogor, Ahad (4/3).
Dalam albumnya, "The Pangshi" menghadirkan tujuh lagu berbahasa Sunda. Rudi menjelaskan, agar mudah diterima generasi muda, mereka membungkus bahasa lokal tersebut dalam kemasan musik kekinian. Termasuk di antaranya Jazz, Hip Hop, Bosonova hingga Rock.
Menurut Rudi, dengan kemasan musik modern, lagu-lagu Sunda akan terdengar lebih berkelas. Generasi muda yang terbilang pemilih pun bisa menikmatinya karena terkesan jauh dari kata kuno.
"Targetnya, kawula muda bisa senang dan suka dengan bahasa Sunda hingga bahasa asli Jawa Barat ini mudah diterima," tuturnya.
Saat ini, "The Pangshi" sudah mendapat rekomendasi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kota Bogor. Rudi berencana, mengenalkan album dan konsep bermusik "The Pangsi" ke kampus dan mal yang menjadi pusat kegiatan anak-anak muda Kota Bogor. Hotel pun akan menjadi sasaran pemasaran "The Pangshi" agar bisa menjangkau wisatawan lokal maupun mancanegara yang tengah berkunjung ke Kota Hujan.
Atas semangat "The Pangshi", Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, menyampaikan dukungannya. Ia menyadari, bahasa Sunda kini semakin asing di telinga generasi muda dan membutuhkan solusi yang baru.
"Lagu-lagu dari 'The Pangshi' ini bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi anak remaja untuk menyukai bahasa Sunda lewat sebuah musik," ujarnya.
Tidak berhenti di sini, Usmar berharap, tumbuh "The Pangshi" berikutnya yang mampu membawa gairah musik ke-Sunda-an di tengah era global ini. Sebab, apabila tidak dilakukan gebrakan yang inovatif, bahasa Sunda bisa saja punah dan tidak terdengar lagi, terutama di perkotaan.