REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Direktur Dewan Perdagangan Nasional Gedung Putih, Peter Navarro mengatakan, kebijakan tarif impor baja dan alumunium akan diterapkan secara global. Namun, akan ada mekanisme pembebasan pajak dalam beberapa kasus tertentu sehingga tidak menganggu bisnis.
"Akan ada prosedur pengecualian (tarif) untuk kasus-kasus tertentu dimana kita perlu melakukan pembebasan (tarif), sehingga bisnis dapat bergerak maju," ujar Navarro dilansir Reuters, Senin (5/3).
Mekanisme pengecualian tarif ini diduga muncul setelah adanya lobi dari pelaku bisnis yang cukup agresif, serta aksi protes dari sejumlah mitra dagangan Amerika Serikat (AS). Namun, Navarro masih enggan menjelaskan secara rinci tentang prosedur pengecualian tarif impor baja dan alumunium.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan, Pemerintah AS akan memberlakukan tarif bea masuk impor baja sebesar 25 persen, dan alumunium 10 persen. Kebijakan ini bertujuan untuk melindungi produsen dalam negeri. Akan tetapi, kebijakan tersebut dinilai telah melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan menuai protes dari negara-negara mitra dagang AS.
Sejumlah anggota Partai Republik, mendesak Trump untuk menahan kebijakan tarif impor tersebut. Dalam sebuah perundingan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA) di Meksiko City, Perwakilan Partai Republik Kevin Brady mengatakan, Pemerintah AS harus mengecualikan tarif impor untuk perusahaan yang telah memiliki kontrak impor alumunium dan baja yang sudah berjalan. Sehingga dapat mengindari ketidakpastian bisnis.
"Saya yakin harus ada proses pengecualian (tarif impor) untuk kontrak yang sudah ada dan juga untuk bisnis yang sudah berjalan," kata Brady.
Sekretaris Perdagangan AS Wilbur Ross mengakui, sejumlah pimpinan dunia dan menteri telah menghubungi Presiden Trump serta pejabat Pemerintahan AS lainnya. Mereka berupaya agar Pemerintah AS mengubah pikiran dan menarik kembali kebijakan impor tersebut.
Ross mengatakan, tidak ada indikasi bahwa Presiden Trump akan mempertimbangkan pengecualian tarif untuk negara-negara tertentu. Dia menyerahkan keputusan ini kepada presiden. "Kita lihat saja nanti, presiden yang membuat keputusan," ujar Ross yang berbicara dalam program Meet the Press di NBC.
Kanada sebagai pemasok baja terbesar ke AS mencoba untuk mendapatkan pengecualian tarif impor tersebut. Ross mengatakan, pengecualian tarif yang diusulkan oleh Kanada mewakili sebagian kecil dari satu persen ekonomi AS, sehingga tidak memiliki dampak yang besar.
Di sisi lain, Uni Eropa mengancam akan menghentikan impor produk unggulan AS seperti Harley Davidson, dan celana jeans Levi's. Menurut Ross, ancaman ini tidak memiliki dampak besar terhadap ekonomi AS.