Selasa 06 Mar 2018 02:03 WIB

RS di Jayapura Diminta Siapkan Ruang Isolasi Difteri

Jayapura merupakan ibu kota provinsi yang membawahi 28 kabupaten dan satu kota.

Perawat mengunakan baju steril saat akan melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang diduga terkena virus difteri.
Foto: Antara
Perawat mengunakan baju steril saat akan melakukan pemeriksaan terhadap pasien yang diduga terkena virus difteri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Dinas Kesehatan Provinsi Papua meminta sejumlah rumah sakit di Kota Jayapura menyiapkan ruangan isolasi untuk pasien penyakit difteri.

"Mengingat Jayapura merupakan ibu kota provinsi yang membawahi 28 kabupaten dan satu kota sehingga jelas pasien dari 28 kabupaten selalu datang ke Jayapura untuk berobat," kata Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Papua Aaron Rumainum, Senin (5/3).

Menurut Aaron, RSUD Jayapura harus menyiapkan ruang isolasi untuk pasien yang terekena penyakit difteri seperti yang telah dilakukan RSUD Abepura untuk menangani pasien difteri dari kabupaten. Rumah sakit swasta yang selama ini bermitra dengan Pemerintah Provinsi Papua seperti Rumah Sakit Dian Harapan juga diharapkan menyiapkan ruang isolasi untuk pasien difteri.

"Jadi semua rumah sakit di Jayapura harus siapkan ruang isolasi untuk pasien difteri, termasuk RSUD Yowari, Sentani, Kabupaten Jayapura," ujarnya.

Dengan demikian diharapkan jika ada pasien difteri yang datang dari kabupaten ke Jayapura, minimal rumah sakit sudah memiliki ruangan untuk menangani pasien difteri. "Ruangan isolasi yang disiapkan bukan pintunya menggunakan kain, akan tetapi menggunakan plastik supaya mudah dicuci," ujarnya.

Ia menambahkan persiapan perlu dilakukan sehingga apabila terjadi kejadian luar biasa (KLB) difteri maka dapat dilakukan perawatan di rumah sakit.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement