REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Donald Trump memberi isyarat pada Senin (5/3), ihwal kemungkinannya akan mengunjungi Yerusalem untuk menandai pembukaan kedutaan AS di sana pada bulan Mei.
"Mungkin. Jika saya bisa, saya akan datang." kata Trump menanggapi pertanyaan oleh seorang reporter saat memberikan sambutan singkat di Gedung Putih di samping Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, seperti dilansir di Anadolu Agency, Selasa (6/3).
AS mempercepat proses pemindahan kedubes dengan harapan dapat mengadakan pembukaan seremonial pada hari yang sama saat Israel merayakan ulang tahunnya yang ke 70 pada 14 Mei. Relokasi tersebut rencananya akan selesai pada akhir 2019.
Baca juga, Mengapa Trump Akui Yerusalem Ibu Kota Issrael.
Rencana tersebut adalah prioritas pertama AS setelah Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel pada Desember lalu. Sikap ini menuai kecaman dari masyarakat internasional, termasuk sekutu dekat Washington.
Status Yerusalem telah lama dianggap sebagai masalah yang harus diselesaikan dalam negosiasi. Orang-orang Palestina berusaha mencari bagian timur kota yang diperebutkan sebagai ibu kota negara mereka.
Pemimpin Palestina telah secara terang-terangan menolak peran AS sebagai mediator atas sikap Trump tersebut.