REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Hari ini, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) melakukan kunjungan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dalam pertemuan tersebut membahas upaya menuju perdamaian di Afganistan.
Pantauan Republika.co.id, JK hadir pukul 10.00 hingga 11.30 WIB. Turut hadir Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Ketua Umum MUI Kiai Ma'ruf Amin, Sekretaris Jendral MUI Anwar Abas, dan jajaran MUI lainnya.
JK mengatakan, sebagai langkah awal akan dilakukan pertemuan tripartit ulama. Dalam rencananya, akan mengundang perwakilan ulama dari Indonesia, Afganistan, dan Pakistan untuk membahas perdamaian di Afganistan.
"Tadi kita bicara tentang persiapan pertemuan para ulama Afganistan, Pakistan, dan Indonesia yang Insya Allah direncanakan pada bulan ini. Pertemuan itu kita harapkan menghasilkan suatu kesepakatan atau fatwa bersama bagaimana menghadapi mendamaikan Afganistan," ujarnya usai silaturahim ke MUI, Jakarta, Selasa (6/3).
Menurutnya, mendamaikan Afganistan merupakan langkah penting yang harus dilakukan Indonesia. Mengingat Indonesia merupakan salah satu negara muslim terbesar di dunia.
"Sangat penting karena di Afganistan dan juga seperti Indonesia suara alim ulama itu sangat didengar. Pertemuan ini hasilnya ini kita harapkan sebagai payung payung dalam sisi pandangan Ulama dalam perdamaian ini," ucapnya.
Dalam rencananya, pertemuan ulama tersebut akan diselenggarakan di Jakarta yang akan diwakili masing-masing negara 15 ulama. Namun, JK belum memastikan detail tanggal penyelenggaran agenda tersebut. "Rencana semula 15 dari Afganistan, 15 Pakistan, dan 15 Indonesia yang digelar di Jakarta. Perwakilan dari Taliban datang tidak ulama tidak terikut faksi jadi pandangannya hampir sama semua tidak ada ulama yang menginginkan perang berkelanjutan antara umat," jelasnya.
JK menjelaskan, pertemuan ini sekaligus membangun komitmen yang kuat dan solid dari semua elemen masyarakat, untuk menegakkan prinsip saling menghormati, pengertian dan membangun dialog. Mengingat konflik berkepajangan selama 40 di Afganistan.
"Kalau perang melawan Amerika semua setuju. Kalau perang melawan Rusia semua setuju, tapi perang antara umat Islam sendiri ini yang harus kita selesaikan," ucapnya.
"Solusinya nanti selama perdamaian semua orang berniat damai itu solusinya didapatkan semuanya harus kehormatan untuk semua menjaga martabat semua. Afganistan dengan tujuh pasal yang diberikan berdialog, siap menjaga perdamaian, menerima Taliban masuk dalam suatu perjuangan politik bukan perjuangan senjata lagi. Sama yang kita lakukan di Aceh," ungkapnya.
Sementara Sekretaris Jendral MUI, Anwar Abas menambahkan, pertemuan dengan pemerintah untuk mendamaikan Afganistan sekaligus menambah wawasam para ulama Indonesia. "Kita harapkan ada prestasi ulama dengan pemerintah. Kita netral. Prestasi ulama masing-masing harus diwakili ketiga negara," ujarnya.