Selasa 06 Mar 2018 16:27 WIB

Afganistan Berharap Indonesia Bisa Tengahi Konflik

Pertemuan para ulama tersebut merupakan permintaan dari pemerintah Afganistan.

Rep: Novita Intan/ Red: Agung Sasongko
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Sekjen MUI Anwar Abbas dan Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid (dari kedua kiri) memberikan pernyataan usai melakukan pertemuan di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (6/3).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Sekjen MUI Anwar Abbas dan Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid (dari kedua kiri) memberikan pernyataan usai melakukan pertemuan di Kantor MUI, Jakarta, Selasa (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Upaya rekonsiliasi nasional terus dilakukan untuk menuju perdamaian di Afghanistan. Sebagai langkah awal akan dilakukan pertemuan tripartit ulama antara Afganistan, Indonesia dan Pakistan. Hal tersebut diungkapkan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla saat melakukan kunjungan ke Majelis Ulama Indonesia (MUI), Jakarta, Selasa (6/3).

Ketua Umum MUI, KH Ma'ruf Amin mengatakan pertemuan para ulama dari tiga negara tersebut akan dilaksanakan dalam waktu dekat di Indonesia. Demi menyelesaikan konflik tersebut maka para ulama akan berpegang pada solusi keagamaan yang benar.

"Kita berpegang pada solusi keagamanan yang benar menyelesaikan konflik seperti apa, menyelesaikan sengketan jangan sampai menggunakan kekerasan. Nanti semuanya akan dituangkan di dalam keputusan yang disepakati sebagai landasan. Sehingga diharapkan sebagai payung dalam menyelesaikan Afganistan,"ujarnya usai pertemuan.

Menurutnya, pertemuan para ulama tersebut merupakan permintaan dari pemerintah Afganistan. Mengingat Indonesia merupakan negara yang memiliki pengalamaman menyelesaikan konflik internal seperti di Aceh dan Poso.

"Semua ini permintaan dari Afganistan karena siapa lagi yang bisa menyelesaikan mengingat dari berbagai negara tidak mampu. Mereka berpikir Indonesia netral, punya pengalaman menyelesaikan konflik Aceh, Poso, ungkapnya.

Ia menyebut, pemerintah Afganistan sangat berharap Indonesia bisa menyelesaikan konflik berkepajangan selama 40. Sebab, selama ini negara muslim lainnya dinilai gagal mendamaikan negara yang memiliki berbagai suku itu.

"Afganistan tidak pernah tenang selalu berkonflik sudah banyak yang mencoba memediasi ternyata gagal. Sekarang itu mereka ingin yang mediatornya adalah Indonesia karena di Afganistan peran ulama itu besar maka selain para pemimpinan negara direncanakan awali pertemuan ulama Indonesia, Afganistan dan Pakistan, "ungkapnya.

Saat ini, kata Kiai Maruf, pihaknya tengah menyiapkan beberapa materi yang akan dibahas dalam pertemuan tersebut. Adapun pokok pembahasannya menyelesaikan titik krusial di Afganistan agar negara tersebut bisa saling mencintai dan menyayangi.

"Kita siapkan materinya, susun titik krusial yang menjadi mereka tidak bersatu, bertempur kemudian saling membunuh. Ini yang akan kita pecahkan, yang kita akan hilangkan supaya mereka menyatu dan menyelesaikan dengan cara santun. Islam bukan saling bermusuhan, menghilangkan sikap membenci dan bermusuhan, jelasnya.

Pertemuan yang akan diselenggarakan di Jakarta ini akan menghadirkan 45 ulama yang berasal dari Afganistan, Indonesia dan Pakistan. Bahkan, Kiyai Maruf menilai ulama Pakistan penting mengikuti kegiatan ini.

Ada 15 orang masing-masing tiga negara tersebut, kenapa ulama Pakistan karena ulama yang memiliki pengaruh terhadap Taliban. Mereka yang suara didengar, kita disini akan membuat semacam kesepakatan berisi fatwa yang berisi platformnya jadi semacam titik temunya, ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement