REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah Kota Solo masih mencari lokasi untuk dijadikan pasar darurat bagi para pedagang pasar induk Legi. Wali Kota Solo, F.X Hadi Rudyatmo mengatakan Pemkot kesulitan menemukan lahan kosong untuk pasar darurat menyusul rencana revitalisasi pasar induk Legi.

"Kalau ini (revitalisasi pasar Legi) sudah punya rencana,  pasar darurat ini kan susah. Mau ke monumen 45 sayang, ke lapangan kota Barat kejauhan. Ini mendesak," kata Rudyatmo pada Selasa (6/3).

Rudyatmo mengatakan usai menemukan tempat untuk pasar darurat, pedagang pasar Legi pun akan langsung dipindahkan. Bersamaan dengan itu, Pemkot pun akan menyusun besaran anggaran yang dibutuhkan untuk revitalisasi pasar Legi.

Rudyatmo mengatakan dana yang diperlukan untuk revitalisasi pasar Legi diperkirakan tak sebesar dana yang dikeluarkan untuk revitalisasi pasar Klewer Timur yang saat ini sedang dikerjakan dengan anggaran dari pemerintah pusat sebesar Rp 57 miliar.

Sebab, kata dia, pasar Legi hanya akan diperbaiki satu lantai. Meski demikian, Rudyatmo menegaskan, untuk revitalisasi pasar Legi Pemkot Solo akan menggunakan dana dari APBD Kota Solo.

"APBD saja cukup ini, begitu dapat tempat nanti dianggarkan," ujarnya.

Pemkot Solo getol merevitalisasi pasar-pasar tradisional. Pada pertengahan 2017, Pemkot Solo melalui bantuan Pemerintah Pusat selesai merevitalisasi pasar Klewer Barat dengan anggaran pemerintah pusat sebesar Rp 157,8 miliar. Januari lalu, Pemkot Solo juga meresmikan revitalisasi pembangunan pasar Sangkrah yang menghabiskan anggaran sebesar Rp 16,7 miliar melalui APBD 2017.

Tahun ini Pemkot Solo pun sedang mengerjakan proyek revitalisasi pasar Klewer Timur yang telah mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat sebesar Rp 57 miliar. Selain membidik revitalisasi pasar Legi, Pemkot Solo juga sedang mematangkan revitalisasi pasar Jebres dan pasar Jongke.

Ikuti Whatsapp Channel Republika