Selasa 06 Mar 2018 17:15 WIB

Kapal Induk Militer AS Ditemukan Setelah 76 Tahun Tenggelam

USS Lexington ditemukan dalam kondisi yang masih sangat baik.

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Nur Aini
Pangkalan militer AS di kapal induk (ilustrasi)
Pangkalan militer AS di kapal induk (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Miliarder Paul Allen, salah seorang pendiri Microsoft dan pemilik Seattle Seahawks, telah menemukan kapal induk militer AS USS Lexington, pada Senin (5/3). Kapal induk ini tenggelam dan dinyatakan hilang dalam Pertempuran Laut Coral di Perang Dunia II, 76 tahun yang lalu.

USS Lexington yang tenggelam oleh pesawat musuh ini ditemukan di Coral Sea, dekat perairan Australia dalam kondisi yang masih sangat baik. Kru ekspedisi kapal riset pribadi Allen R/V Petrel menemukan USS Lexington dua mil di bawah laut dan sekitar 500 mil dari lepas pantai timur Australia.

"Untuk memberikan penghormatan kepada USS Lexington dan orang-orang pemberani yang bertugas di dalamnya. Sebagai orang Amerika, kita semua berutang budi kepada semua orang yang bertugas dan yang terus melayani negara kita atas keberanian, ketekunan, dan pengorbanan mereka," kata Paul Allen.

Saat USS Lexington diserang oleh beberapa torpedo dan bom Jepang pada 8 Mei 1942, lebih dari 200 pelaut di dalamnya tewas dalam pertarungan tersebut. Kapal-kapal AS di dekatnya berhasil menyelamatkan 2.770 awak kapal yang tersisa.

Setelah awak kapal berhasil dievakuasi, kapal yang dikenal dengan sebutan 'Lady Lex' itu ditembakkan torpedo oleh USS Phelps untuk mencegahnya diambil musuh. Komandan US Pacific Command Marsekal Harry B Harris Jr mengatakan kepada Fox News tentang rasa terima kasihnya atas penemuan tersebut.

"Kami menghormati keberanian dan pengorbanan pelaut di 'Lady Lex' dan semua orang Amerika yang bertempur dalam Perang Dunia II - dengan meneruskan kebebasan yang mereka menangkan untuk kita semua," kata Harris Jr.

Ayah Harris adalah salah satu pelaut yang berhasil dievakuasi dari USS Lexington. "Kekuatan Angkatan Laut kami berasal dari mereka yang telah pergi. Inilah warisan kami. Kekuatan Angkatan Laut kami berasal dari mereka yang bertugas kemarin. Ini adalah kami. Tidak ada yang meragukan bahwa prajurit kami siap untuk melawan dan menang," kata dia.

Harris, yang membawahi 375 ribu personil militer dan bertanggung jawab atas ancaman di wilayah seluas 100 juta mil persegi, saat ini berada di Australia. Ia akan bertemu dengan rekan-rekannya dan memperkuat aliansi dengan Australia.

"Bersama sekutu, teman, dan mitra kami yang terikat oleh nilai-nilai bersama, Amerika Serikat berkomitmen untuk mempertahankan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, yang telah membawa keamanan dan kemakmuran ekonomi bagi semua orang yang tinggal di wilayah kritis ini," kata Harris Jr.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement