REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Sejumlah perajin tenun ikat di Kota Kupang mengaku dalam sebulan penghasilan yang diperoleh dari hasil menjual tenun tersebut bisa mencapai Rp 50 jutaan. Ia mengatakan keuntungan itu didapat dari sejumlah konsumen yang membeli kain tenun hasil karya para pengrajin di Inan Ndao dengan jumlah yang banyak kemudian dijual di pulau Jawa.
"Dalam sebulan kami bisa dapatkan keuntungan sebesar Rp50 juta. Itu keuntungan bersihnya," kata pemilik rumah tenun ikat Inan Ndao Dorce Lussi kepada wartawan di Kupang, Selasa (6/3). Namun ada juga lanjutnya dibeli oleh pelanggan yang memang menjualnya ke luar negeri karena banyak pesanan dari luar negeri.
Dorce menambahkan dalam sebulan juga dari 25 karyawan yang dimiliki oleh Inan Ndao kurang lebih bisa 50 potong kain tenun yang dapat dihasilkan. Sebab setiap pengrajin bisa menghasilkan dua potong kain tenun dalam sebulan.
Bantuan dari pemerintah daerah serta dari pemerintah daerah juga sudah sangat membantu. Bahkan pascabantuan oleh Bank Indonesia perkembangan dari tempat produksi tenun ikat itu semakin bagus.
Lebih lanjut Hanni Lussi pengelola akun media sosial Inan Ndao mengaku selain menjual secara langsung proses memperkenalkan dan menjual juga dilakukan melalui media sosial agar bisa dikenal semua orang. "Kita juga sempat promosikan hasil karya tenun ikat ini melalui media sosial seperti Facebook, Instagram serta di Belanja.Com," ujar Hanni.
Keuntungan yang diperoleh dari hasil menjual di media sosial cukup signifikan yakni dalam sebulan kisarannya bisa mencapai Rp 15 sampai Rp 20 juta. Dalam sebulan dari hasil promosi di media sosial Hanni mengaku bisa mengirimkan kain tenun sebanyak 30 potong dengan harga berkisar dari Rp 500 ribuan.