REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan teknologi finansial atau tekfin (Financial Technology/Fintech) yang bergerak di bidang pinjam meminjam atau peer to peer lending (P2P lending) menargetkan bisa menurunkan suku bunga pinjaman. Saat ini, rata-rata bunga pinjaman di P2P lending di atas bunga pinjaman perbankan.
Wakil Ketua Asosiasi Fintech Indonesia sekaligus CEO Investree, Adrian Gunadi, mengatakan, selama ini fintech P2P lending melakukan bench mark untuk menentukan suku bunga pinjaman. Sehingga, masing-masing P2P lending memberikan bunga pinjaman beda-beda.
Dia menyontohkan, P2P lending yang menyasar segmen mikro akan melakukan bench mark dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Di mana rata-rata suku bunga mikro sebesar 27 hingga 28 persen. Sedangkan Investree yang menyasar segmen menengah melakukan bench mark dengan Bank BUKU I dan II. Rata-rata suku bunga sebesar 14 hinga 15 persen dengan jaminan, dan bisa ditingkatkan satu persen jika tanpa jaminan.
"Ada yang ngasih bunga 12 persen. Karena setelah dianalisis profil risikonya bagus. Penerapan pricing berdasarkan konsep risk based pricing atau berdasarkan profil risiko," kata Adrian dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (6/3).