REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Reserse dan Kriminal Polri Komisaris Jenderal Polisi Ari Dono Sukmanto menanggapi ucapan Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang menyebut Polri terkesan tebang pilih dalam menangani kasus dan laporan, terutama dalam penindakan kasus ujaran kebencian. Ari Dono menyebutkan itu hanya perasaan Fadli.
"Itu perasaan, kalau perasaan tinggal bagaimana orang merasakan atau cara pandang," ujar Ari Dono di Ancol, Jakarta Utara, Selasa (6/3).
Sementara, kata Ari Dono, penyidik kerap menemukan adanya dinamika dalam proses penyidikan. Sehingga, ia pun membantah jika adanya tebang pilih dalam pengusutan kasus, terutama dalam menindak penyebar hoaks.
"Ada yang mudah dibuktikan, ada yang sulit dibuktikan, itu bagian dari dinamika penyidikan," kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Fadli Zon mengkritisi respons kepolisian terhadap laporan yang masuk ke kepolisian. Menurutnya, laporan yang dibuat oleh pihak propemerintah lebih cepat ditindaklanjuti oleh kepolisian.
"Sejauh ini kesan kita begitu ya memang tidak ditindaklanjuti," kata Fadli di Bareskrim Polri, Jakarta usai melaporkan Ananda Sukarlan terkait penyebaran hoaks atas dirinya dan Prabowo Subianto, Jumat (2/3) lalu.
Fadli menilai, respons berbeda terjadi dengan yang melakukan kritik pada pemerintah. Menurut Fadli, pihak yang mengkritik pemerintah lebih cepat ditangkap. Sementara ketika pihak oposisi pemerintah melakukan pelaporan pada polisi, tindak lanjutnya dinilainya tidak dilakukan segera.