Selasa 06 Mar 2018 20:58 WIB

Dana Pelatnas Tiga Cabor Asian Games Belum Bisa Dicairkan

Kemenpora akan memanggil setiap cabor guna mendapatkan laporan perkembangan pelatnas.

Rep: Taufiq Alamsyah Nanda/ Red: Endro Yuwanto
Menpora Imam Nahrawi (kanan) saat mengunjungi pelatnas polo air dan renang indah di Senayan, Jakarta, Selasa (6/3).
Foto: Republika/Fitriyanto
Menpora Imam Nahrawi (kanan) saat mengunjungi pelatnas polo air dan renang indah di Senayan, Jakarta, Selasa (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dana pelatnas untuk tiga cabang olah raga (cabor) Asian Games 2018 hingga saat ini belum bisa dicairkan. Ketiga cabang olah raga tersebut adalah sambo, triathlon, dan hoki. Menpora Imam Nahrawi mengakui memang masih ada masalah pada tiga cabor tersebut.

"Untuk cabang olah raga sambo dan triathlon, mereka belum mendapat surat rekomendasi dari KONI Pusat. Padahal surat rekomendasi adalah salah satu syarat untuk pencairan dana pelatnas Asian Games 2018. Sedangkan, hoki masih ada masalah dengan federasi international hoki Asia. Jadi itu juga belum bisa kami cairkan," ujar Menpora, Selasa (6/3).

Menpora berharap ketiga cabor tersebut untuk secepatnya mengurus kekurangan. Sehingga, pencairan dana dapat segera dilakukan. "Kami sudah melakukan terobosan baru dengan menyalurkan dana langsung ke cabor, seharusnya ini dapat dimanfaatkan oleh cabor."

Sementara itu, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora Mulyana menjelaskan, cabor yang masih bermasalah tersebut tetap menjalankan pelatnas. "Nanti saat semuanya sudah diselesaikan kami akan cairkan apa yang sudah menjadi hak mereka."

Mulyana menambahkan, mulai besok kemenpora akan memanggil cabor bergantian untuk mendapatkan laporan sejauh mana perkembangan pelatnas yang dilakukan serta alokasi dananya apakah sudah tepat atau belum. "Kami mau tahu perkembangan pelatnas, bagaimana kondisi fisik atlet, bagaimana perkembangan tekniknya, kami harus mendapat laporan. Apalagi sejumlah cabor akan melakukan promosi dan degradasi atlet," jelasnya.

Untuk promosi dan degradasi atlet, menurut Mulyana, harus menggunakan kriteria yang jelas. Promosi dan degradasi atlet seharusnya ada datanya. "Perkembangan mereka selama pelatnas sejauh mana. Jangan sampai ada atlet yang di luar pelatnas justru lebih bagus kondisinya dibanding yang ikut pelatnas. Demikian juga sebaliknya jangan sampai ada atlet pelatnas karena faktor tidak suka belaka kemudian semaunya diganti begitu saja. Semua harus ada datanya."

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement