REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehadiran Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian saat ceramah Ustaz Abdul Somad di Masjid Az-Zikra, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Ahad (4/3) lalu, mendapat apresiasi dari kalangan pesantren. Jenderal Tito hadir mengenakan baju koko putih dengan peci hitam dan bersorban itu duduk berdekatan dengan Ustaz Abdul Somad, didampingi Ustaz Arifin Ilham selaku pimpinan Majelis Dzikir Az Zikra.
Ketua Forum Santri Jabodetabek, Ustaz Syamsuddin menyatakan, kemesraan yang ditunjukkan kapolri dengan Ustaz Sohamd, Kiai Arifin Ilham dan para ulama lainnya menunjukan bahwa Polri secara institusi dan pribadi-pribadinya tidak ada soal dengan umat Islam. Sehingga, kata dia, tidak benar isu yang disebar seolah Polri memusuhi Islam.
"Saya yakin sebagian besar anggota polri itu Muslim, Pak Tito juga Muslim yang taat. Jadi memang heran kalau diisukan Polri memusuhi ummat Islam," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (6/3)
Syamsuddin menambahkan, dari pertanyaan yang diajukan kapolri kepada UAS, tampak benar bahwa kapolri punya pandangan kritis dan penuh pengharapan agar Islam di Indonesia tetap utuh, bersatu dan sejahtera dalam bingkai NKRI. Hal itu, kata dia, bisa dilihat Kapolri tidak mau umat Islam di Indonesia diadu domba, dipecah belah, dibuat berperang hanya karena perbedaan ideologi, aliran, mazhab, pandangan politik atau bahkan karena perbedaan partai.
"Saya menyaksikan Pak Tito khawatir Islam di Indonesia terpecah-pecah seperti di Suriah, Yaman dan negara lainnya. Padahal, kaum Muslim di sini adalah mayoritas. Pecahnya umat Islam Indonesia bisa berarti pecahnya juga negara ini. Ini yang harus dihindari," tandasnya.