REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera mengatakan niat Korea Utara (Korut) untuk melakukan perundingan dengan Korea Selatan (Korsel), masih belum jelas. Menurutnya, pihak-pihak terkait masih harus melakukan analisis yang cermat mengenai keinginan Korut itu.
Ia menegaskan, saat ini sikap Jepang masih belum berubah terhadap Korut yang sedang mengembangkan senjata rudal dan nuklirnya. Jepang masih menginginkan agar tekanan penuh bisa terus diberikan kepada Pyongyang, melalui kerja sama dengan Korsel dan AS.
Menurut Onodera, dialog yang terjadi antara Korsel dan Korut harus menjadi dialog yang berarti. Ia berharap hasil dari dialog itu adalah Korut dapat mengambil langkah konkret untuk melakukan denuklirisasi di semenanjung Korea.
Baca juga, Korut Siap Berperang dengan Amerika Serikat.
Korsel mengatakan, Korut telah bersedia menunda uji coba nuklir sementara. Selain itu, Korut juga menyatakan kesediaannya untuk melakukan perundingan dengan AS mengenai denuklirisasi.
Kepala delegasi Korsel Chung Eui-yong, yang telah bertemu dengan pemimpin Korut Kim Jong-un di Pyongyang pada Senin (5/3), mengatakan, kedua Korea sepakat akan melakukan pertemuan puncak pertama mereka setelah lebih dari satu dekade. Pertemuan akan dilakukan pada April mendatang di desa perbatasan Panmunjom.
"Korut memperjelas kesediaannya untuk melakukan denuklirisasi semenanjung Korea dan mengatakan tidak ada alasan untuk mengembangkan program nuklir jika ancaman militer teratasi dan rezimnya aman," kata Chung.