Rabu 07 Mar 2018 14:48 WIB

PBB Sebut Seribu Anak Suriah Terbunuh pada Awal 2018

Invasi ke Ghouta timur telah menewaskan 800 orang.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Konvoi 46 truk bantuan kemanusiaan dikirim ke kota Douma di Ghouta Timur, Senin (5/3).
Foto: Syrian Red Crescent via AP
Konvoi 46 truk bantuan kemanusiaan dikirim ke kota Douma di Ghouta Timur, Senin (5/3).

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- PBB menerbitkan laporan tentang jumlah anak-anak yang tewas akibat konflik tak berkesudahan di Suriah. Sejak Januari hingga Maret 2018, PBB mencatat sedikitnya 1.000 anak telah tewas.

"Sedikitnya 1.000 anak telah terbunuh di Suriah sejauh tahun ini," kata Christophe Boulieracdari dari Badan PBB untuk Anak-anak (UNICEF), dikutip laman Al Araby, Rabu (7/3).

Ia menyoroti pertempuran yang saat ini tengah berlangsung di daerah Ghouta timur yang terkepung. Di daerah itu setidaknya terdapat 400 ribu penduduk, termasuk anak-anak di dalamnya. Menurut dia, tak kecil kemungkinan anak-anak di sana akan tewas akibat terhantam serangan udara atau akibat tak mendapatkan perawatan medis memadai.

The Syrian Observatory for Human Rights melaporkan, sejak pasukan Suriah dan Rusia memulai invasi ke Ghouta timur pada 18 Februari lalu, sedikitnya 800 orang telah tewas. Lebih dari 150 dari jumlah korban tersebut adalah anak-anak.

Hingga saat ini, serangan terhadap Ghouta timur masih terus dilakukan oleh Pemerintah Suriah dan Rusia. Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menyatakan pihaknya akan menghormati gencatan senjata yang diputuskan PBB. Kendati demikian, hal itu tak akan mengendurkan operasi atau serangan ke Ghouta timur.

Hal ini mengakibatkan penyaluran bantuan kemanusiaan ke Ghouta timur terhambat. Pada Senin lalu, PBB mengirim konvoi bantuan kemanusiaan sebanyak 46 truk ke kota Douma di Ghouta timur. Namun, 14 truk di antaranya terpaksa harus kembali sebelum sempat membongkar muatannya. Hal ini karena konvoi tersebut mulai dihujani tembakan.

"Setelah hampir sembilan jam berada di dalam, keputusan dibuat untuk diajukan karena alasan keamanan dan untuk menghindari hal yang membahayakan keselamatan tim kemanusiaan di lapangan," kata Jens Laerke dari Kantor PBB untuk Urusan Kemanusiaan (OCHA) pada Selasa (6/3).

PBB mengatakan, mereka berencana mengirim kembali konvoi bantuan kemanusiaan ke Ghouta timur pada Kamis (8/3). Sebab, masih banyak penduduk di sana yang belum menerima bantuan kemanusiaan.

Ghouta timur merupakan sebuah wilayah di dekat ibu kota Suriah, Damaskus. Selama empat tahun terakhir, daerah ini dikepung oleh pasukan pemerintah karena dianggap menjadi sarang kelompok militan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement