REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS -- Kelompok di Ghouta Timur, Suriah menyatakan akan mempertahankan wilayah kekuasaannya. Mereka mengatakan tidak akan ada negosiasi tentang penarikan pasukan seperti yang telah diajukan Rusia.
"Tidak ada negosiasi mengenai hal ini. Faksi Ghouta dan para pejuang serta rakyatnya memegang tanah mereka dan akan mempertahankannya," ungkap Hamza Birqdar, seorang juru bicara militer dari salah satu kelompok pemberontak di GhoutaTimur pada Rabu (7/3).
Rusia selaku sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad telah menawarkan negosiasi dengan kelompok pemberontak agar mereka dapat keluar dari daerah terkepung itu dengan selamat. Di saat bersamaan, Assad menegaskan pasukannya akan terus melanjutkan invasi ke Ghouta Timur hingga wilayah tersebut berhasil dikuasai.
Ghouta Timur merupakan sebuah wilayah yang terletak di dekat ibu kota Suriah Damaskus. Selama lima tahun terakhir, daerah ini dikepung pasukan pemerintah karena dianggap sebagai sarang kelompok pemberontak.
Dalam dua pekan terakhir, pasukan Suriah dan Rusia membombardir Ghouta Timur dengan serangan udara. Tak hanya meluluhlantakkan bangunan, serangkaian serangan itu pun telah menyebabkan jatuhnya korban sipil. Sedikitnya 800 orang dilaporkan telah tewas akibat serangan pasukan Suriah dan Rusia.