Kamis 08 Mar 2018 05:00 WIB

FIFA akan Buat Panduan Travel Ramah Muslim Piala Dunia 2018

FIFA ingin perhelatan tersebut nyaman bagi semua Muslim.

Rep: Kiki Sakinah/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Kul Syarif, di Kazan, Rusia.
Foto: Republika/Dwi Murdaningsih
Masjid Kul Syarif, di Kazan, Rusia.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) berencana mengeluarkan panduan perjalanan bagi sekitar 100 ribu penggemar Muslim yang diperkirakan akan menyaksikan Piala Dunia 2018 di Rusia. Panduan tersebut akan menguraikan beberapa hal seperti lokasi masjid, restoran halal, dan bahkan informasi jadwal shalat.

Sebanyak tujuh negara berpenduduk mayoritas Muslim lolos ke Piala Dunia yang akan dihelat di musim panas waktu Rusia. Negara tersebut di antaranya Arab Saudi, Mesir, Maroko, Iran, Tunisia, Senegal dan Nigeria.

Arab Saudi akan memulai turnamen melawan Rusia pada pertandingan pembuka di Stadion Luzhniki di Moskow pada 14 Juni mendatang. Pertandingan tersebut bertepatan dengan berakhirnya bulan puasa Ramadhan atau hari pertama perayaan Idul Fitri.

Untuk perhelatan turnamen sepak bola dunia tersebut, Mesir telah memilih Chechnya sebagai basis tim mereka. Islam adalah agama yang dominan di sana.

Sementara itu, pada 20 Juni Iran akan memainkan Spanyol di Kazan, ibu kota mayoritas Muslim di Tatarstan. Di wilayah itulah, setidaknya terdapat sekitar 50 masjid.

Sekretaris Jenderal FIFA Fatma Samoura mengatakan badan sepak bola dunia itu bertujuan membuat perhelatan tersebut senyaman mungkin bagi para penggemar Muslim yang bepergian ke Rusia untuk menyaksikan turnamen. Samoura merupakan Muslim asal Senegal.

Ia mengatakan, Piala Dunia tahun ini akan menampilkan tujuh tim yang akan memiliki mayoritas pemain Muslim. Sementara sebagian besar penggemar akan menjalankan puasa Ramadhan yang berakhir tepat sebelum pertandingan pembuka.

"Kami di FIFA ingin memastikan semua Muslim, apakah mereka pemain, staf atau penggemar memiliki semua informasi yang mereka butuhkan jika mereka menginginkannya, misalnya membeli makanan halal atau shalat," kata Samoura, dilansir dari saluran berita Rusia RT, Rabu (7/3).

Sebelumnya pada Desember 2017, Kepala Asosiasi Sepak Bola Mesir Hany Abo Rida menyuarakan kekhawatirannya jika Ramadhan bisa menghambat persiapan negaranya menuju turnamen Piala Dunia. Menurutnya, jika para pemain berpuasa, peluang timnya kalah dalam pertandingan akan meningkat secara substansial.

"Anda harus mengerti gaya hidup mereka akan benar-benar berubah selama Ramadhan, mereka tidak akan tidur di malam hari dan tidak akan makan pada siang hari. Apakah ini persiapan yang produktif?" ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement