Kamis 08 Mar 2018 10:41 WIB

Perempuan Bali Diimbau Gunakan Hak Pilih Sendiri

Jangan tanya siapa yang harus Anda pilih kepada suami, ayah, kakek, atau saudara.

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Esthi Maharani
Ketua Bali Sruti, Ni Luh Riniti Rahayu memberikan sambutan dalam momen Hari Perempuan Internasional 2018 di Denpasar, Bali, Kamis (8/3).
Foto: Mutia Ramadhani
Ketua Bali Sruti, Ni Luh Riniti Rahayu memberikan sambutan dalam momen Hari Perempuan Internasional 2018 di Denpasar, Bali, Kamis (8/3).

REPUBLIKA.CO.ID,  DENPASAR -- Ketua Bali Sruti, Ni Luh Riniti Rahayu mengajak perempuan-perempuan Bali untuk menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) 2018 tanpa perlu mengikuti pilihan suami, ayah, kakek, paman, dan anggota keluarga lainnya. Hal tersebut disampaikannya saat memperingati Hari Perempuan Internasional 2018 di Wantilan DPRD Provinsi Bali, Kamis (8/3).

"Jangan tanya siapa yang harus Anda pilih kepada suami, ayah, kakek, atau saudara. Perempuan maju mempunyai pilihan sendiri dan prinsip sendiri. Beda dari suami tak apa," kata Rahayu, Kamis (8/3).

 

Rahayu mengatakan dalam tahun-tahun politik seperti sekarang, perempuan Bali berperan besar menemukan pemimpin terbaik di daerahnya. Perempuan Bali rata-rata berpendidikan minimal SMP dan ini sudah merata hingga ke desa-desa, meski peringkatnya masih di bawah laki-laki.

Tahun ini 171 daerah akan berpartisipasi pada ajang pemilihan kepala daerah dengan rincian 17 provinsi, 39 kota, dan 115 kabupaten. Ketua Divisi Sumber Daya Manusia (SDM) dan Sosialisasi KPU Provinsi Bali, Ni Wayan Widhiasthini mengatakan KPU mengimbau seluruh perempuan Bali menggunakan hak pilihnya.

"Di tangan para ibu, ibu guru, siswi, dan mahasiswi kami menitipkan pesan supaya mengajak masyarakat kita bersama-sama berperan aktif dalam pemilu," kata Widhiasthini.

KPU Bali memiliki keterbatasan untuk menjangkau seluruh elemen masyarakat. Saat berbicara tentang pendidikan pemilih, kata Widhiasthini, KPU masuk ke seluruh relung kehidupan masyarakat dan kantong-kantong masyarakay untuk melakukan sosialisasi pendidikan pemilih, khususnya pemilih perempuan.

Hari Perempuan Internasional sejak 2000 secara resmi dicanangkan sebagai hari libur nasional di Afghanistan, Armenia, Azerbaijan, Belarus, Burkina Faso, Kamboja, Cina (hanya untuk perempuan), Kuba, Georgia, Guenea-Bissau, Eritrea, Kazakhstan, Kyrgyztan, Laos, Maldova, Mongolia, Nepal, dan sebagainya. Di beberapa negara, Hari Perempuan Internasional disamakan degan Hari Ibu.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement