REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pengunjung di masa lalu pernah mendeskripsikan keindahan itu. Suasana santai dan rehat yang tersamar, sebuah mantra romantis yang tak terdefinisikan meliputi kerajaan Shalimar: ini pemandangan redup dari taman yang rimbun, teras-teras pendek, lapisan air terjun yang mengucur halus, dan kanal yang lebar, dengan refleksi ketenangan, hanya terputus oleh batu-batu pijak yang menyeberangi aliran itu.
Terpesona keindahan Shalimar Bagh, Shalimar Garden, Taman Shalimar, sang pengunjung menggambarkan kompleks taman kerajaan yang berlatarbelakangkan gunung-gunung berselimut salju itu. Taman Shalimar adalah sebuah taman Mughal yang berada di dekat Kota Srinagar, Kashmir.
Alam yang indah, saluran air, kolam air mancur, dan bangunan yang indah menjadi ciri Taman Shalimar. Secara keseluruhan, taman yang dibangun pada 1619 oleh Raja Jahangir ini meliputi area seluas 12,4 hektare.
Tata letak taman ini merupakan adaptasi dari taman Islam yang lain, yakni Taman Persia. Taman ini dibangun pada tanah yang datar pada tapak persegi. Taman itu memiliki tiga teras dengan air mancur dan pohon-pohon chinar yang berjajar.
Tiga teras
Shah Nahar adalah saluran air utama untuk semua teras. Saluran air utama ini sepanjang 587 m dengan lebar 251 m. Posisinya bagai sumbu pada kompleks taman itu, mengaliri seluruh kolam di taman kerajaan ini. Ada 410 air mancur yang dialiri dari saluran utama ini.
Detail arsitektur dari tiga teras Taman Shalimar itu cukup canggih. Teras pertama adalah taman publik atau taman bagian luar terletak pada posisi paling rendah. Taman teras pertama ini tak seluas dulu karena terkena pemotongan untuk jalan raya. Taman ini menghampar sampai ke Diwan-e-Aam (balairung publik). Dalam balairung ini ada takhta marmer hitam kecil yang dipasang di atas air terjun.
Teras taman kedua di sepanjang kanal sentral yang menjadi sumbu perairan di situ. Teras ini sedikit lebih luas, berundak dua. Di tengah teras ini terdapat Diwan-e-Khas (ruang pertemuan pribadi), yang dapat dimasuki hanya oleh kalangan bangsawan atau tamu kerajaan.
Meski bangunan itu kini telah hilang, dasar batu berukir dan sebuah platform yang indah dikelilingi sejumlah air mancur masih terlihat. Kamar mandi-kamar mandi kerajaan terletak di barat laut dari kepungan air mancur ini.
Di teras ketiga, yang tertinggi, saluran air utama mengalir melalui Taman Zenana (taman wanita), begitu nama taman di teras ini, yang diapit Diwan-e-Khas dan pohon-pohon chinar. Pada pintu masuk ke teras, ada dua paviliun kecil atau ruang penjaga yang dibangun di gaya Kashmir pada dasar batunya. Ini merupakan jalan masuk menuju harem kerajaan yang diawasi dengan ketat.
Shah Jahan membangun sebuah baradari dari marmer hitam, disebut Paviliun Hitam di dalam Taman Zenana. Paviliun Hitam dibangun pada bagian awal kekuasaan Jahangir (1569-1627).
Baradari adalah bangunan dengan 12 pintu yang dirancang untuk memungkinkan udara mengalir dengan leluasa. Bangunan berbentuk persegi ini memiliki tiga pintu pada setiap sisinya. Baradari di Zenana ini dikelilingi sebuah kolam air mancur.
Air terjun bertingkat mengucur ke dinding berukir yang rendah dengan ceruk-ceruk kecil yang ada di belakang bangunan. Baradari itu memiliki latar belakang yang cantik dari gunung-gunung berselimut salju yang dianggap setting yang sesuai bagi Taman Shalimar.