REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berharap kebijakan penataan kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat tidak 'digoreng' terus. Ia mengajak semua pihak untuk berdiskusi dalam aspek teknis penataan Tanah Abang daripada memolitisasinya.
"Persoalan Tanah Abang ini jangan dijadikan sebagai wacana politik, karena ketika dijadikan wacana politik kita tidak berdiskusi lagi soal teknokratik isunya yaitu isu penataan orang berlalu lalang, orang berlalu lintas dan orang berdagang," kata dia di Balai Kota, Kamis (8/3).
Menurutnya, persoalan Tanah Abang semata-mata adalah masalah teknokratik. Anies menyatakan, akan menerima masukan dari semua pihak jika terkait teknis penataan di kawasan Tanah Abang. Namun, jika masuk dalam wacana politik, kata dia, maka akan menjadi siapa di posisi apa lalu bagaimana sikapnya.
Anies juga menanggapi santai terkait somasi sopir angkot Tanah Abang untuk membuka Jalan Jatibaru yang difungsikan untuk tempat berjualan pedagang kaki lima (PKL).
Baca juga, Sandi: Kemacetan di Tanah Abang Berkurang.
Ia merasa persoalan Tanah Abang bukan sekedar buka tutup Jalan Jatibaru, tetapi penataan secara menyeluruh. "Ya kita lihat saja (somasinya). Sebenarnya yang penting itu adalah solusi ke sananya. apakah ada solusi baru untuk sopir angkot, kita lihat nanti," ujar dia.