Kamis 08 Mar 2018 18:16 WIB

Produksi Menipis, Sumbar tak Lagi Ekspor Cengkih

Produksi cengkih lokal saat ini hanya diperuntukkan untuk kebutuhan domestik.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Andi Nur Aminah
Cengkih
Foto: wikimedia
Cengkih

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Menipisnya produksi cengkih membuat Sumatra Barat bukan lagi daerah pengekspor komoditas bernama latin Syzygium aromaticum tersebut. Ketua Gabungan Asosiasi Petani Perkebunan Indonesia (Gapperindo) Sumatra Barat, Irman menyebutkan, produksi cengkih lokal saat ini hanya diperuntukkan untuk kebutuhan domestik. Meski tak lagi ekspor, tapi Sumbar masih mendistribusikan cengkihnya ke Pulau Jawa untuk dimanfaatkan pabrik-pabrik rokok di sana.

Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat, produksi cengkih di provinsi itu sebanyak 5.313 ton. Penghasil cengkih terbanyak yakni Kepulauan Mentawai sebanyak 1.506 ton, Kabupaten Solok sebanyak 1.054 ton, dan Tanah Datar 749 ton. Irman memandang angka produksi cengkih di Sumatra Barat sebetulnya terbilang kecil bila dibandingkan daerah lain di Indonesia yang sanggup menghasilkan 10 ribu ton cengkih per tahun.

Contohnya, Maluku yang mencatatian capaian produksi cengkih hingga 11.730 ton per tahun. "Petani Sumbar menjadikan cengkih sebagai komoditas perkebunan sampingan untuk diusahakan karena hanya panen sekali setahun," jelas Irman, Kamis (8/3).

Irman menilai bahwa cengkih masih memiliki potensi besar untuk dikembangkan di Sumatra Barat. Apalagi harga komoditas ini terbilang bagus saat ini, yakni Rp 85 ribu per kilogram. Ia mendorong pemerintah bisa mempromosikan cengkih sebagai tanaman sampingan di kebun.

Meski dalam jumlah sedikit, bila langkah ini diterapkan oleh banyak pihak maka produksi cengkih bisa melonjak. "Meskipun tidak ditanami dalam jumlah banyak, masyarakat bisa menyisipkan pohon cengkih di kebunnya," katanya.

Ekspor Sumatra Barat hingga Januari 2018 masih ditopang oleh komoditas CPO dan karet. BPS merilis, ekspor komoditas lemak dan hewan nabati dari Sumatra Barat menyentuh 91,65 juta dolar AS pada Januari 2018. Sementara produk karet dan barang dari karet mencatatkan nilai ekspor sebesar 36,88 juta dolar AS dan golongan garam, belerang, kapur sebesar 4,63 juta dolar AS. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement