REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Pameran Seni Kriya di DI Yogyakarta memang terinspirasi dari pelaksanaan Incraft yang biasanya diselenggarakan di Jakarta. Walau merupakan ikon Inacraft tahun lalu, Pameran Seni Kriya memiliki elemen pembeda mengingat pengisinya merupakan pengrajin, bukan sekadar pedagang.
"Kalau di Jakarta kebanyakan pedagang, kalau di Yogyakarta, produsen," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, usai membuka Pameran Seni Kriya DIY di Atrium Hartono Mall, Kamis (8/3).
Pengisi pameran memang menjadi faktor pembeda utama Pameran Seni Kriya DIY dengan Inacraft di Jakarta. Walau secara interior hampir serupa, Pameran Seni Kriya DIY diisi pengrajin-pengrajin seni kriya se-DIY.
Untuk perhelatan pertama, Pameran Seni Kriya DIY diikuti sebanyak 74 IKM/UKM di DIY, dengan rincian 45 pengrajin fokus kepada pakaian dan 29 lain aneka kerajinan. Pameran ini sekaligus jadi jembatan yang mempertemukan langsung pengrajin dan pembeli.
"Sebab, tidak mungkin mereka (pengrajin) ke Jakarta, jadi kalau bisa pameran memang di Yogyakarta," ujar Sultan.
Senada, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, Tri Saktyana menekankan, pelaku industri di DIY memang sebagian besar masih berskala IKM atau UKM. Hal itu dilihat dari omzet, aset, dan tenaga kerja yang terlibat.
Untuk itu, keberadaan mereka memang perlu diberikan dukungan, yang salah satunya merupakan jembatan agar bertemu langsung dengan pembeli. Kali ini, Pameran Seni Kriya DIY banyak memamerkan pakaian jadi dan furnitur.
"Bersamaan ini, akan digelar pameran mebel di Jakarta dan Jogja Expo Center (JEC), jadi pembeli-pembeli asing yang sudah ada di Indonesia diharapkan bisa ke sini," kata Tri.