REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Lebih dari 2.500 perempuan Arab Saudi pada Kamis (8/3) turun ke jalan di Jeddah dalam rangka Hari Perempuan Internasional. Aksi tersebut merupakan pawai perempuan besar-besaran pertama di tengah masyarakat Islam konservatif di kerajaan itu.
Parade itu diselenggarakan oleh pemerintah kota Jeddah dengan tujuan untuk mempromosikan gaya hidup sehat serta perlindungan lingkungan. Dalam upaya mengembalikan negara itu ke "Islam yang moderat", Putra Mahkota Pangeran Mohammed Bin Salman telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan pemenuhan hak-hak perempuan pada semua aspek di dalam masyarakat.
Negara itu telah mengumumkan rencananya mengizinkan para perempuan mengemudi mulai Juni tahun ini. Selain itu, aplikasi pemanggilan kendaraan umum sedang disiapkan untuk merekrut para perempuan pengemudi.
"Saya senang boleh menyetir dalam beberapa bulan lagi. Perempuan bisa mengemudi seperti laki-laki," kata Aimena, seorang mahasiswi yang sedang mengambil kursus menyetir di Princess Nura University.
Sebelumnya pada Januari, para perempuan Saudi diizinkan untuk menonton pertandingan sepak bola dan memulai menjalankan keperluan mereka tanpa harus ditemani kerabat laki-laki. Kantor kejaksaan umum Arab Saudi menyatakan untuk pertama kalinya akan merekrut jaksa-jaksa perempuan bulan ini.
Kerajaan juga membuka 140 posisi bagi para perempuan untuk bekerja di bandar-bandar udara dan penyeberangan perbatasan. Pembukaan kesempatan itu merupakan langkah bersejarah, yang dikatakan pemerintah akan menarik minat 107 ribu perempuan untuk mengajukan permohonan.