REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengajak masyarakat memahami soal penangkapan pelaku Muslim Cyber Army (MCA). Menurut Moeldoko, hal ini bukan berarti pemerintah bersikap dzalim terhadap umat Islam.
"Kebetulan saja namanya ada muslimnya. Saya selaku orang muslim saya juga enggak mau gara-gara perilaku penistaan, fitnah. Yang diperangi bukan MCA-nya, adalah perilakunya. Harus dibedakan, jangan sentimen ini bergeser, wah pemerintah mendzalimi muslim," ujar Moeldoko saat jumpa pers di Universitas Mataram, NTB, Jumat (9/3).
Sebagai muslim, Moeldoko merasa tidak senang adanya perilaku seperti itu karena di dalam Islam tidak diajarkan melakukan fitnah. "Yang kita ingin luruskan bukan embel-embel muslim, tetapi perilaku dari hoaks itu sungguh akan merusak generasi masa depan dan persatuan dan kesatuan," lanjut Moeldoko.
Berdasarkan survei, lanjut Moeldoko, menyebutkan anak-anak muda saat ini pesimistis melihat masa depan. Karena dari hari ke hari disuguhi berita yang banyak tidak benarnya sehingga timbul sikap pesimistis.
"Perilaku-perilaku seperti itu harus dihentikan dengan tindakan yang tegas, enggak boleh lagi kita lemah-lemah hadapi begitu, kalau enggak nanti wah kita jadi kebablasan," kata Moeldoko menambahkan.