Jumat 09 Mar 2018 18:37 WIB

Presiden Ungkap Penyebab Kecelakaan Bangunan Tol Becakayu

Jokowi bantah ada pengurangan pengikat penyangga.

Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai meninjau pelabuhan di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3).
Foto: Republika/Debbie Sutrisno
Presiden Jokowi memberikan keterangan pers usai meninjau pelabuhan di kawasan industri JIIPE, Gresik, Jawa Timur, Jumat (9/3).

REPUBLIKA.CO.ID, GRESIK -- Presiden Joko Widodo menegaskan, masalah kedisiplinan dan pengawasan menjadi penyebab terjadinya kecelakaan dalam pembangunan konstruksi jalan tol Becakayu di kawasan Cawang Jakarta Timur pada 20 Februari 2018 lalu.

Sebelumnya diberitakan kecelakaan itu diduga karena adanya pengurangan batang baja yang digunakan sebagai pengikat penyangga, dari awalnya 12 batang menjadi 4 batang. Padahal fungsi batang baja itu adalah untuk mengikat atau menjepit penyangga.

"Gak, gak, gak, jangan membuat isu-isu seperti itu, baru saja tadi saya menelepon ke Menteri PU (Pekerjaan Umum) mengenai progress perkembangan Becakayu itu tidak ada pengurangan spesifikasi," kata Presiden Joko Widodo di pelabuhan dalam kawasan Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE) di Gresik, Jawa Timur pada Jumat (9/3).

Presiden menegakan ada dua hal yang patut digarisbawahi yaitu kedispilinan dan pengawasan. "Pertama masalah kedisiplinan dalam bekerja, yang kedua ada pengawasan. Supervisi yang rutin untuk melihat mengecek, mengontrol, memonitor, itu paling penting di situ, kuncinya di dua hal ini saja," tambah Presiden.

Bila kedisplinan dan pengawasan itu tidak ada, menurut Presiden, misalnya lalai mengenakan sabuk pengaman atau sekrupnya yang dipasang 14 tapi hanya dipasang 7 maka akan terjadi kecelakaan kerja.

"Tadi kan sudah ada Komite Keselamatan Konstruksi, yang mengawasi itu dan saya sudah perintahkan juga pemilik proyek Waskita Karya, Wijaya Karya, PP (Pembangunan Perumahan), Adhi Karya semuanya agar direktur atau paling tidak manajer untuk keselamatan kerja artinya internal ada yang mengawasi," tegas Presiden.

Selanjutnya, pengawasan dari eksternal dilakukan oleh Komite Keselamatan Konstruksi. "Walaupun kemarin juga dilakukan (pengawasan) tapi harus lebih ketat lagi karena menurut saya kita tidak disiplin. Saya beri contoh, harusnya kalau kerja shift malam, pagi sampai sore tidur baru nanti malam kerja kalau di luar negeri seperti itu, tidur benar tidak ini? Ini pagi sampai sore tidak tidur malah ke mana-mana nanti malamnya seperti ini," jelas Presiden.

Para pekerja pun seharusnya tidak menganggap enteng hal-hal tersebut. "Ini kedispilinan, jangan mengaggap enteng hal-hal seperti ini," ungkap Presiden.

Sebelumnya diduga ada penguranan batang penyangga jalan tol Becakayu. Jika jumlah batang baja dikurangi, kemungkinan kemampuan penyangga menopang beban hinga 326 ton akan berkurang.

Selain pengurangan jumlah batang baja, terdapat juga pengurangan spesifikasi teknis menjadi berukurang 19-25 mm padahal desain awalnya untuk mengikat penyangga harus berukuran 32 mm.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement