REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Girindra Sandino menyakini Partai Demokrat bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mampu membentuk poros tengah sebagai pesaing poros Joko Widodo dan poros Prabowo Subianto di Pilpres 2019. Namun, Girindra tidak yakin poros tengah memiliki figur calon presiden (capres).
"Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) belum memenuhi kriteria sebagai capres, lebih baik sebagai cawapres," kata Girindra di Jakarta, Jumat (10/3).
PKB telah mendeklarasikan ketua umum Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden (cawapres) 2019. Sementara, AHY gencar melakukan safari politik ke sejumlah partai.
Wakil Sekjen Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP) Indonesia ini menilai poros tengah tidak punya pilihan lain kecuali mencari capres dari orang luar partai. ''Mereka bisa mantan panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo; Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan lainnya,'' kata Girindra.
Meskipun demikian, nama AHY terus menguat untuk menjadi capres andalan Partai Demokrat. Ketua DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, mengatakan partainya akan mengkomunikasikan lebih lanjut dengan partai-partai yang ada.
"Saya kira leader itu akan dibangun oleh seluruh partai dan pada akhirnya akan mengerucut kepada siapa (capresnya),'' katanya. ''Tentu itu tergantung kepada dinamika politik yang terjadi nanti ke depan.''
Perolehan kursi Demokrat bersama PAN dan PKB sudah mampu memenuhi presidential threshold 20 persen kursi atau 112 kursi DPR 2014-2019. Dalam perolehan kursi DPR, Demokrat menempati urutan keempat dengan 61 kursi (10,89 persen). PAN dan PKB menempel di posisi berikutnya dengan 49 kursi (8,75 persen) dan 47 kursi (8,3 persen).