REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Lalu Abdul Hadi Faesal mengatakan, tingkat okupansi kamar hotel pada pekan pertama Maret mencatatkan hasil yang cukup menggembirakan. Pekan pertama Maret 2018, okupansi hotel rata-rata mencapai 68 persen.
Kata Hadi, angka ini di luar yang diperkirakan. Sebab, tiga bulan pertama merupakan masa-masa sepi pemesan kamar atau low season bagi para industri perhotelan.
Menurut Hadi, adanya sedikit kenaikan okupansi pada pekan pertama Maret 2018, tidak lepas dari cukup banyaknya pertemuan berskala nasional dan regional, mulai dari pertemuan Kementerian Dalam Negeri, hingga Multilateral Naval Exercise Komodo (MNEK) yang membuat hotel-hotel di Lombok mendapatkan tamu yang cukup banyak.
"Padahal bulan (Maret) ini diperkirakan tidak sebesar ini," ucap Hadi.
Bagi Hadi, kondisi ini menimbulkan optimisme baru bagi perkembangan peningkatan hunian di saat-saat masa puncak atau high season yang biasanya terjadi mulai Juli hingga akhir tahun.
Terlebih, lanjut Hadi, Lombok ditunjuk sebagai tuan rumah dalam MNEK pada Oktober mendatang yang akan menghadirkan ribuan personil angkatan laut di seluruh dunia bersama puluhan kapal perang yang akan merapat ke perairan Lombok.