REPUBLIKA.CO.ID, SORONG -- Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra mengatakan kehidupan politik Islam haruslah berlandaskan keadilan, keseimbangan dan proporsionalitas. Ada risiko besar yang membayangi jika hal tersebut tidak dijaga.
"Tanpa menjaga dan mempertahankan keadilan, keseimbangan, dan proporsionalitas, konflik dan perpecahanlah yang akan terjadi, bukan kedamaian, kemajuan dan kesejahteraan," ujar Yusril melalui keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (10/3).
Yusril menyampaikan hal tersebut dalam ceramahnya di Gedung Pertemuan Masjid Akbar Kota Sorong, Papua Barat, Jumat (9/3). Pertemuan itu diselenggarakan oleh Majelis Ulama Indonesia Kota Sorong. itu dihadiri sekitar 500 tokoh ormas Islam, sesepuh, dan aktivis Islam.
Yusril mengajak umat Islam untuk peduli politik dan berpartisipasi aktif dalam politik. Ia tak ingin ada orang Islam yang acuh tak acuh terhadap politik atau juga tergadai akidah politiknya karena rayuan materi.
"Hal itu akhirnya akan membuat umat Islam yang mayoritas menjadi terpinggirkan oleh kekuasaan yang jauh dari sikap respek kepada Islam dan umatnya," kata Yusril.
Yusril pun mengganggap umat Islam perlu mengisi berbagai jabatan politik strategis. Dengan begitu, kebijakan negara dapat sejalan dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin dan nilai-nikai kebangsaan demi kemaslahatan dan kemajuan bangsa.
"Tidak ada jalan lain bagi umat Islam kecuali berkompetisi dan mengatur strategi secara tepat untuk membangun kebijakan dan melakukan kontrol terhadapnya agar Islam dan umat Islam menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," ungkap Yusril.