REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Demokrat di Sentul International Convention Center, Sabtu (10/3). Dalam sambutannya Presiden Jokowi menegaskan ia juga adalah seorang Demokrat.
Seorang Demokrat itu, menurut Jokowi, bisa mendengarkan suara dan pendapat orang lain. Seorang Demokrat itu bisa menghargai perbedaan-perbedaan tanpa menjadikannya sebagai sumber permusuhan. Karena itu, Jokowi menegaskan dirinya bukanlah seorang otoriter, ia mengkui tidak memiliki potongan seorang otoriter.
"Kurang lebih saya memenuhilah kriteria (seorang Demokrat) itu," kata Jokowi. Artinya, ia melanjutkan, ia dan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beda-beda tipis. "Kalau saya seorang Demokrat kalau pak SBY tambah satu, Ketua partai demokrat," terang Jokowi.
Demokrasi adalah pilihan perjalanan bangsa yang harus kita hormati, selama sesuai dengan konstitusi dan ideologi bangsa Indonesia. Merujuk pada nilai-nilai moral dan etika, dan menghormati budaya bangsa untuk memberi kemanfaatan demi kepentingan umum.
Jokowi mengakui Demokrasi Indonesia memang sudah baik tapi perlu diupayakan terus diperbaiki semkin lebih baik. Reformasi politi harus terus dilakukan, tidak hanya pada dimensi sistem dan penyelenggaraan pemilu ya g berkualitas. Tapi kedewasaan berpolitik harus dibangun, etika berpolitik, tata krama berpolitik dan keadaban dalam berpolitik.
Dan yang tidak kalah penting, menurut Jokowi bagaimana Demokrasi lebih bisa dirasakan oleh rakyat. Demokrasi yang bisa mensejahterakan dan memakmurkan rakyat, melalui kontestasi pemimpin yang berkualitas. "Demokrasi yang melahirkan pemimpin dengan watak keberpihakan memakmurkan rakyat dan keadilan sosial," ujar Jokowi.