REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo mengatakan, dalam tiga tahun terakhir dana desa berhasil menurunkan kemiskinan di desa sebesar 4,5 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan penurunan angka kemiskinan di kota yang berjumlah 4 persen.
"Dengan dana desa kita menyelamatkan 10 juta kemiskinan di desa. Tapi masih ada 16 juta atau 12 persen kemiskinan di desa, masih tinggi, PR kita masih banyak. Kita wajib memastikan bahwa program (dana desa) yang baik ini terus berkelanjutan," kata Eko di Jakarta, Sabtu (10/3).
Dia mengungkapkan, dana desa juga berhasil menurunkan gini ratio perdesaan dari 0,334 menjadi 0,32. Selain itu, lanjut dia, dana desa juga mampu mengurangi angka stunting di Indonesia hingga 10 persen yakni dari 37 persen menjadi 27 persen.
Eko menegaskan, dana desa tidak boleh digunakan untuk membayar gaji perangkat desa. Hal itu ditegaskan Eko, mengingat dana desa tahun 2018 masih digunakan untuk membayar upah pekerja proyek dana desa sebesar 30 persen.
"Dana desa bukan untuk gaji (perangkat desa), semua biaya perangkat desa ada di ADD-nya. Tapi saya kasih tahu, perbesar BUMDes-nya jadi PAD-nya (Pendapatan Asli Desa) bisa meningkat, sehingga sebagian keuntungan BUMDes juga bisa untuk menambah pendapatan perangkat desa," jelas dia.
Eko juga mengingatkan, agar tidak satu pun kepala desa tergoda untuk menyelewengkan dana desa. Pasalnya, jika satu persen saja kepala desa yang tergelincir maka sebanyak 750 kepala desa akan terkena kasus. Selain merugikan desa setempat, hal tersebut juga akan berpengaruh pada semangat dan produktifitas desa lainnya.
"Kalau tidak korupsi dan hanya persoalan kesalahan administrasi, tidak boleh dikriminalisasi. Kalau dikriminalisasi, kepala desa bisa telfon ke Satgas dana desa di 1500040. Dalam waktu 3x24 jam kita akan kirim tim untuk advokasi dan kirim bantuan," ujarnya.
Ia melanjutkan, hakikatnya dana desa diturunkan adalah untuk menurunkan angka kemiskinan. Berbagai infrastruktur yang dibangun dari dana desa, selain untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat juga untuk meningkatkan aktifitas ekonomi di desa.
Dia mengatakan, dalam tiga tahun ini dana desa mampu membangun lebih dari 121.000 kilometer jalan desa. Hal tersebut, jelas dia belum pernah ada dalam sejarah Indonesia.
"Desa mampu membangun 1.960 kilometer jembatan, tambatan perahu, embung, sarana olahraga, irigasi, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Desa juga mampu membangun lebih dari 291 ribu unit penahan tanah longsor. Ini belum pernah ada dalam sejarah Indonesia, ujar Eko.