REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengatakan akan mengundang para pemilik gedung di sekitar Melawai untuk bertemu di Kantor Wali Kota pekan ini. Mereka akan diminta untuk menampung para pedagang yang saat ini berjualan di atas trotoar di sekitar gedung.
"Ya kita mengundang mereka supaya menampung gitu lho. Seperti PLN. Coba nanti kita lakukan supaya menampung PKL yang ada," kata Tri saat dihubungi Republika.co.id, Sabtu (10/3).
Menurut Tri, Pemkot akan mengkaji kewajiban apa yang harus dipenuhi dan sudah dijalankan oleh para pemilik gedung. Mereka akan ditagih untuk memenuhi pemberian tempat bagi pedagang.
"Kan dia ada 20 persen harus siapkan untuk pedagang kecil. Bagi perkantoran juga harus ada. Nanti itu kita tagih aja. Coba kita lihat," ujar dia.
Menurut Tri, saat ini para pedagang yang terdata berjumlah 75 orang. Jumlah ini meningkat hampir dua kali lipat dari sebelumnya.
Ia menceritakan, sebelum masalah PKL di Melawai mencuat di media, jumlah mereka hanya 38 orang. Namun, setelah adanya pendataan ulang dan janji untuk diberi pelatihan, jumlah itu meningkat drastis.
Tri menekankan bahwa pemindahan nantinya akan dilakukan secara humanis. Apabila tidak mendapatkan tempat di sekitar gedung, para pedagang bisa dipindahkan ke Pasar Blok M.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan akan mengundang para pemilik gedung di sekitar Melawai, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ia akan meminta mereka agar mengakomodasi para pedagang kaki lima ke dalam gedung.
Ini dinilai sebagai bentuk kerja sama antara para pedagang dengan pemilik gedung. Pemilik gedung menyediakan tempat untuk pelaku UMKM. Mereka juga mendapatkan keuntungan, sebab para karyawan tercukupi kebutuhan makan siang dan makan paginya.
Sandiaga menyebutkan, ada beberapa usulan datang, termasuk untuk merelokasi para pedagang. Menurut dia, hal ini tidak akan menyelesaikan permasalahan. Tempat relokasi dinilai terlalu jauh.
Para karyawan dan pengunjung perkantoran juga tidak memiliki alternatif tempat makan. Akibatnya, kebutuhan para karyawan tidak terpenuhi dan akan memancing adanya PKL baru di lokasi yang sama.
"Nanti akan timbul lagi, mereka akan kembali lagi ke sana, seperti di Tanah Abang," ujar dia.
Sri Handayani