REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari mengatakan pernyataan Jokowi yakni 'Saya seorang Demokrat' menjadi sebuah pernyataan yang ambigu dan multitafsir. Pernyataan tersebut dilontarkannya pada saat memberikan pidato pada Rapimnas Partai Demokrat di Sentul, Bogor, Sabtu (10/3).
(Baca: Dua Sinyal Penting SBY Soal Capres 2019)
"Pernyataan 'Saya seorang Demokrat' itu kan bisa dimaknai dengan dua pengertian. Pertama bahwa Pak Jokowi adalah seseorang yang demokratis dan bukan otoriter, tapi yang kedua seolah-olah juga mengirimkan pesan bahwa dia adalah bagian dari Keluarga Besar Partai Demokrat," kata Qodari, kepada Republika.co.id, Ahad (11/3).
Sehingga, menurutnya, dari pilihan kata-kata yang diucapkan di kedua belah pihak sangat mengarah pada dukungan politik pada 2019. "Jadi dari pilihan kata-kata dan kalimat-kalimat yang dikeluarkan kedua tokoh itu sinyalnya sangat mengarah kepada dukungan politik di 2019 nanti," ungkap Qodari.
Qodari juga menilai kedatangan Jokowi pada Rapimnas Partai Demokrat pada Sabtu malam itu akan memperbesar peluang untuk berkoalisi. Hal ini mencerminkan kondisi dua sisi yang saling respon terhadap masing-masing komunikasi politik yang telah dibangun oleh kedua pihak.
"Ini bersifat dua sisi, di satu sisi pak SBY dan demokrat membuka pintu dengan mengundang Rapimnas, yang kedua Pak Jokowi juga menyambut dengan hadir," kata Qodari.
Seperti yang telah diberitakan, pada Sabtu (10/3) malam Presiden Joko Widodo turut hadir membuka Rapimnas Partai Demokrat 2018 di Sentul, Bogor. Kehadiran Jokowi di sana dinilai banyak pihak sebagai sinyal positif bagi hubungan Jokowi dengan Partai Demokrat.