REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) telah mengikrarkan tidak akan memihak kepada partai politik tertentu di Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 mendatang. Ini dikarenakan independensi KAHMI yang tidak memihak kepada salah satu partai, bahkan organisasi keagamaan.
Pernyataan ini disampaikan oleh Koordinator Presidium Korps Alumni KAHMI, Siti Zuhroh. "KAHMI tidak berpolitik praktis," tegas Siti dalam keterangannya, Ahad (11/3).
Walaupun tidak memihak partai manapun pada Pemilu 2019, namun kata Siti, pihaknya tidak buta terhadap politik. Apalagi KAHMI sebagai insan cendekia, KAHMI memiliki kewajiban untuk turut membangun bangsa dan negara. KAHMI berkewajiban untuk menjaga dan merawat NKRI. Kemudian juga sebagai muslim berkewajiban menegakkan amal makruf nahi munkar, termasuk dalam politik.
"Hanya saja, politik KAHMI bukan politik praktis, tapi politik moral yang menekankan pada nilai-nilai. Karena kami adalah organisasi kekeluargaan, maka penting bagi KAHMI untuk saling memperkuat ukhuwah Islamiyah bangsa," tambahnya.
KAHMI, kata dia, memiliki anggota yang cukup banyak dan tersebar di seluruh nusantara. Dia mengibaratkan seperti pelangi yang membentang dari Sabang sampai Marauke berbagai macam warna dalam afiliasi politiknya. Namun, Siti menegaskan, yang mengikat perbedaan tersebut adalah kesamaan nilai Islam sebagai pedoman hidup.