REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG — Isteri presiden keempat RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid menyatakan, kirab Cap Go Meh menjadi perayaan persatuan dan kesatuan di tengah kondisi politik yang tidak stabil. "Ini (perayaan Cap Go Meh) harus menjadi momentum kalau bangsa indonesia merupakan bangsa yang mencintai persatuan," katanya saat menghadiri kirab Cap Go Meh di Kabupaten Karawang, Jabar, Ahad (12/3).
Ia mengatakan, saat ini kondisi politik Indonesia tidak stabil. Hal itu terlihat dengan banyaknya ujaran kebencian serta fitnah yang mengancam persatuan bangsa. Akan tetapi, dia berharap perayaan kirab budaya pada Cap Go Meh tahun ini menjadi penyejuk sekaligus penenang yang teduh terkait dengan perbedaan di tanah air.
Sementara itu, pada Ahad, ribuan masyarakat Karawang tumpah di wilayah perkotaan untuk menyaksikan perayaan Cap Go Meh yang digelar pengurus Klenteng Kwan Tee Koen. Panitia Cap Go Meh Karawang mencatat, sebanyak 61 Joli dan 70 kelompok barongsai dari berbagai daerah ikut memeriahkan kirab Cap Go Meh tersebut.
Ketua Panitia Penyelenggara Cap Go Meh Karawang, Herry Wiratna, mengatakan, perayaan atau Kirab Cap Go Meh di Karawang digelar dengan menyusuri pusat kota sejauh 6 kilometer. Sepanjang jalan yang dilalui barongsai ini terdapat ribuan orang, mereka ingin menyaksikan berbagai atraksi barongsai dan pertunjukkan kesenian lainnya dalam kirab tersebut.
Perayaan Cap Go Meh merupakan bentuk tradisi etnis Tionghoa yang dirayakan 15 hari setelah tahun baru Imlek. Tujuannya, menciptakan kerukunan masyarakat Karawang, sekaligus juga memberikan hiburan kepada masyarakat.