Senin 12 Mar 2018 10:36 WIB

Jokowi tak Akomodasi AHY, Arah Politik Demokrat Bisa Berubah

Qodari menilai arah politik Demokrat bisa berubah jika tak sesuai dengan harapan SBY.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Bayu Hermawan
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan hasil survei Capres 2019 di Jakarta, Ahad (3/12).
Foto: Republika/Prayogi
Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan hasil survei Capres 2019 di Jakarta, Ahad (3/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari menilai arah politik Patai Demokrat kepada Joko Widodo (Jokowi) dapat berubah jika tidak sesuai dengan harapan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Menurut dia, SBY secara implisit menginginkan agar Jokowi menggandeng Agus Harmurti Yudhoyono (AHY) di pilpres 2019.

"Kemungkinan adalah akomodasi politik yang tidak atau belum sesuai dengan harapan. Per hari ini kalau menurut saya, aspirasinya Pak SBY itu masih sangat tinggi, yaitu ingin supaya Agus digandeng sebagai wakil," kata Qodari, Senin (12/3).

Ia mengatakan, dengan istilah 'bersama kita memajukan Capres dan Cawapres', hal itu memberikan kesan implisit SBY sebagai ketum untuk menggandengkan Agus Harimurti dengan Jokowi. "Nah, calonnya kan udah jelas. Kita lihat dalam berbagai forum Partai Demokrat sekarang. Putra mahkota Partai Demokrat itu kelihatannya ada di Agus Harimurti Yudhoyono," ujar Qodari.

Qodari menyebut, bila SBY memiliki keinginan khusus tersebut, arah politik dari Partai Demokrat akan berubah. "Bisa belok itu arah politiknya," ucapnya.

Namun, ia memperkirakan SBY dapat becermin dari pengalamannya pada saat dia mencari calon wakil presiden pada pilpres 2009 lalu. Pada saat itu, tak mudah menggandeng calon wakil presiden dari partai politik. Sehingga, menurut dia, porsi yang tepat dan terbaik bila Partai Demokrat terus merapat kepada Jokowi adalah penempatan pada jajaran kabinet.

"Kalau Agus itu diakomodasi di kabinet, saya kira sudah merupakan porsi yang pas dan tepat bagi pembelajaran sekaligus pentas politik bagi AHY untuk masa depan politik pribadi maupun masa depan politik Partai Demokrat," katanya menjelaskan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement