Senin 12 Mar 2018 11:35 WIB

251 Mobil Berpelat Nomor Ganjil Dipaksa Putar Balik

Hari ini hanya mobil berplat nomor genap yang diizinkan melintasi gerbang Tol Bekasi.

Kendaraan mobil dengan nomor polisi ganjil memutar balik saat hari pertama pemberlakuan sistem ganjil genap di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/3).
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Kendaraan mobil dengan nomor polisi ganjil memutar balik saat hari pertama pemberlakuan sistem ganjil genap di Gerbang Tol Bekasi Barat 1, Bekasi, Jawa Barat, Senin (12/3).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sistem Tanda Nomor Kendaraan Bemotor ganjil-genap di ruas Tol Jakarta-Cikampek resmi diberlakukan pada hari ini, Senin (12/3). Sedikitnya, 251 kendaraan pribadi berpelat nomor ganjil harus berbalik dan dilarang memasuki Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur pada hari perdana penerapan rekayasa lalu lintas ganjil-genap.

"Di GT Bekasi Timur Jalan Joyomartono ada 143 unit kendaraan dan GT Bekasi Barat Jalan Ahmad Yani sebanyak 108 unit kendaraan yang gagal lolos pemilahan pukul 06.00-09.00 WIB," kata Senior Office Keamanan dan Ketertiban PT Jasa Marga Anik Budiarti di Bekasi.

Hari pertama penerapan aturan tersebut, kata dia, petugas gabungan dari Jasa Marga, Polantas, dan Dinas Perhubungan hanya memperbolehkan kendaraan berpelat nomor genap melintasi dua gerbang tol tersebut berdasarkan tanggal pada hari ini. Sementara, kendaraan yang berpelat nomor ganjil digiring petugas untuk memutar balik pada titik U-turn yang sudah disiapkan untuk mengambil jalur alternatif berkendara.

Sanksi penilangan terhadap pengendara pun tidak tampak di lokasi pemilahan pelat nomor. Petugas gabungan secara persuasif meminta pengendara untuk memutar balik mencari jalur alternatif.

Salah satu pengendara berpelat nomor ganjil, Elyas Pasaribu (33), mengaku tidak setuju dengan implementasi ganjil-genap karena membuat pengendara menjadi lebih terburu-buru untuk mengejar waktu masuk ke dalam tol. "Saya sengaja bangun lebih pagi, supaya pas jalan masih kebagian waktu untuk masuk ke tol. Tapi rupanya malah justru terjadi kemacetan panjang di sekitar pintu masuk tol. Selain itu, saya juga nyaris menyerempet mobil lain karena terlalu terburu-buru mengejar waktu," katanya.

Pengendara lainnya yang berpelat nomor genap, Chandra Migas Sanjaya (43), menyatakan dukungannya terhadap program ganjil-genap sebab terbukti efektif mengurai simpul kemacetan di dalam tol wilayah Kota Bekasi yang mengarah ke Jakarta. "Memang konsekuensinya kita harus bangun lebih pagi. Untuk menghindari kemacetan di gerbang tol. Tapi selepas itu situasi lalin lancar sampai Cawang," katanya.

Pegawai di salah satu perusahaan properti di Jakarta itu lebih memilih tetap berkendara pribadi daripada harus beralih ke Bus Premium Transjabodetabek yang disediakan pemerintah karena faktor kenyamanan. "Saya lebih nyaman berkendara pribadi sebab waktu perjalanan saya bertemu klien menjadi lebih terukur. Tinggal pengentasan kemacetan di Jakarta saja yang harus dipikirkan bersama," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement