REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan menilai kecil kemungkinan terbentuknya poros ketiga untuk Pemilihan Presiden 2019 mendatang. Poros tersebut di luar poros Joko Widodo maupun partai yang ingin memajukan Prabowo Subianto.
Meskipun Zulkifli mengakui, partainya sudah membuka komunikasi dengan PKB maupun Partai Demokrat untuk menjajaki koalisi yang menginginkan adanya poros ketiga. "Ini baru awal, semua kan terbuka. Baru pertemuan-pertemuan informal antara parpol, jadi semua kemungkinan masih terbuka. Walaupun secara rasional dua poros. Kalau poros ketiga itu keajaiban baru bisa terjadi," kata Zulkifli di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta pada Senin (12/3).
Sebab menurut Zulkifli, untuk terbentuk poros ketiga tersebut perlu koalisi yang kuat dan kompak. Sehingga perlu komitmen kuat jika hendak membentuk poros ketiga dari partai partai tersebut. "Iya makanya saya bilang dua poros. Tapi kalau ada ketiga itu perlu ada keajaiban," ujarnya.
Terlebih salah satu partai yakni Partai Demokrat juga dalam rapat pimpinan nasional 10-11 Maret kemarin juga mengisyaratkan sinyal koalisi dengan Partai lain, baik dengan koalisi partai mendukung Jokowi maupun yang belum bersikap untuk Pilpres 2019.
"Ya itu haknya demokrat. Kita hormati. Kita juga punya hak kan. Partai lain juga punya. Nah itulah makanya perlu pertemuan-pertemuan paling tidak informal dulu. Masih menjajaki. Karena syaratnya itu 20 persen kan tidak mungkin sendiri," kata Zulhas.
Zulkifli melanjutkan, selain ketiga partai tersebut, PAN juga membuka peluang berkoalisi dengan partai lain. Ia mengatakan partainya juga berkomunikasi dengan PDIP maupun Partai Gerindra.
"Dengan Gerindra juga sering. Dengan PDIP, Mbak Mega (Ketua Umum PDIP) juga mau kemari, ke MPR, sambil ngobrol-ngobrol politik juga kan. Semua terbukalah," kata Ketua MPR tersebut.
(Baca juga: ‘Poros Ketiga Bisa Terwujud Lewat Demokrat, PAN, dan PKB’)