REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Cilodong mengadakan aksi tolak Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) dengan melakukan roadshow ke beberapa sekolah di wilayah Kecamatan Cilodong. Aksi tersebut akan dilakukan hingga April 2018.
"Ini guna mencegah terjadinya perilaku menyimpang di kalangan anak muda," kata Ketua MUI Kecamatan Cilodong, Dadang, Senin (12/3).
Dadang mengutarakan, roadshow penolakan LGBT yang dilakukan pihaknya merupakan kali pertama dengan mengunjungi setiap sekolah. Menurutnya, aksi tolak LGBT ke sejumlah sekolah tersebut untuk mencegah generasi muda mengarah pada perilaku LGBT.
Kegiatan ini bermula dari isu-isu yang begitu mengkhawatirkan bagi generasi penerus bangsa yaitu masalah LGBT yang akan merusak moral anak muda. "Untuk itu, MUI beserta jajaran, serta dengan persetujuan dari lurah dan camat mengadakan aksi tolak LGBT," tuturnya.
Dadang menegaskan, aksi tolak LGBT tersebut akan terus dilakukan oleh pihaknya ke beberapa sekolah yang ada di lima kelurahan yaitu di Kalimulya, Jatimulya, Kalibaru, Sukamaju, dan Cilodong. Aksi tersebut akan dilakukan hingga tanggal 23 April 2018.
"Anak usia sekolah sangat rentan dengan berbagai pergaulan, maka perlu adanya sosialisasi atau pencerahan kepada mereka sehingga menghindari berbagai perilaku yang menyimpang," ujarnya.
Dia menambahkan, selain menyasar sekolah, aksi tolak LGBT tersebut juga akan dilakukan ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cilodong. Pasalnya, di Lapas Cilodong terdapat 900 anak muda yang terlibat dalam berbagai kasus terutama narkoba.
Untuk itu, perlu diberikan pencerahan juga kepada mereka agar nanti setelah dari sini, dapat merubah perilakunya menjadi lebih baik. Mudah-mudahan dengan aksi ini, dapat menyelamatkan anak muda khususnya di Kota Depok dari berbagai perilaku yang menyimpang. Tidak hanya LGBT, tetapi juga narkoba dan lainnya, pungkas Dadang.