REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Perusahaan tambang batu bara PT Bukit Asam (PTBA) Tbk pada 2017 mencatat prestasi cemerlang. BUMN yang berkantor pusat di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (Sumsel) tersebut pada tahun buku 2017 berhasil meraih laba usaha sebesar Rp 5,89 triliun.
Dalam siaran pers PTBA Tbk yang diterima Republika.co.id kinerja keuangan tahun buku 2017 mencatat kinerja yang sangat baik. "Laba usaha 2017 tercatat mencapai Rp5,89 triliun atau meningkat menjadi 133 persen dari laba usaha 2016 sebesar Rp2,53 triliun, kata Sekretaris Perusahaan PTBA Tbk Suherman," Senin (12/3).
Menurut Suherman, pencapaian kinerja tersebut didukung kemampuan manajemen perusahaan dalam merumuskan strategi yang efektif, di antaranya dengan peningkatan produksi, optimasi harga jual, serta efisiensi biaya.
Imbas dari kenaikan laba usaha PTBA tersebut, menurut Suherman, berhasil mendongkrak laba bersih perseroan sebesar 121 persen dari laba bersih 2016 sebesar Rp2,02 triliun meningkat menjadi Rp 4,47 triliun.
Sekretaris Perusahaan PTBA menjelaskan, kenaikan laba tersebut seiring dengan kenaikan pendapatan usaha perseroan yang berhasil dibukukan pada 2017 yaitu sebesar Rp19,47 triliun atau meningkat 38 persen dari pendapatan 2016 sebesar Rp14,05 triliun.
"Kenaikan itu merupakan hasil upaya perseroan melakukan penetrasi pasar untuk menjual batu bara low to medium calorie di tengah membaiknya harga batu bara," ujar mantan Senior Manajer Perbendaharaan & Anggaran PTBA Tbk.
Pada tahun buku 2017 PTBA juga berhasil mencatat peningkatan penjualan batu bara sebesar 14 persen dari 20,75 ton pada 2016 menjadi 23,63 juta ton atau meningkat 2,87 juta ton.
Komposisi penjualan didominasi pasar domestik yakni sebesar 61 persen dan sisanya ekspor. Untuk penjualan domestik meningkat mencapai sebesar 2,13 juta ton, naik 17 persen dibandingkan tahun sebelumnya. "Ekspor juga meningkat sembilan persen," kata Suherman.
Selama 2017 PTBA Tbk juga mencatat harga jual rata-rata batu bara pada 2017 naik 24 persen, dari Rp658,017 pada 2016 menjadi Rp814,216 pada 2017. Kenaikan tersebut seiring menguatnya harga batu bara Newcastle maupun harga batubara thermal Indonesia atau ICI (Indonesia Coal Index) yang meningkat masing-masing sebesar 34 persen dan 32 persen dibandingkan harga rata-rata 2016.
Sementara itu Direktur Utama PTBA Tbk Arviyan Arifin menjelaskan bahwa perseroan yang dipimpinnya pada 2018 merencanakan produksi batu bara sebesar 25,54 juta ton, naik dari rencana tahun sebelumnya sebesar 21,92 juta ton.
"Kita juga akan mendorong peningkatan penjualan dengan target mencapai 25,88 juta ton, dengan komposisi sekitar 53 persen atau 13,74 juta ton untuk memenuhi kebutuhan domestik dan sisanya 12,15 juta ton untuk ekspor. Atau total target penjualan 2018 meningkat 18 persen dibandingkan target 2017 lalu yang sebesar 21,97 juta ton," kata Arviyan Arifin.