Selasa 13 Mar 2018 06:53 WIB

Pencapresan Prabowo, Gerindra Dekati Parpol Pendukung Jokowi

Gerindra juga menjalin komunikasi dengan Partai Demokrat.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Didi Purwadi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) berfoto bersama Presiden PKS Sohibul Iman (kiri), Sekjen PAN Eddy Soeparno (kanan) serta Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kedua kiri) - Ahmad Syaikhu (kedua kanan) saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3).
Foto: Republika/Prayogi
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto (tengah) berfoto bersama Presiden PKS Sohibul Iman (kiri), Sekjen PAN Eddy Soeparno (kanan) serta Pasangan Calon Gubernur Jawa Barat dari Partai Koalisi Asyik, Sudrajat (kedua kiri) - Ahmad Syaikhu (kedua kanan) saat melakukan pertemuan di Jakarta, Kamis (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan, partainya sedang berupaya memenuhi presidential threshold 20 persen kursi DPR 2014-2019 untuk bisa mengusung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres) 2019. Karena itu, Gerindra saat ini terus berkomunikasi dengan partai lain yang belum menentukan sikap, yakni PKB, PAN, dan PKS.

Gerindra juga menjalin komunikasi dengan Demokrat yang sejauh ini sudah memberi sinyal akan bergabung dengan koalisi Jokowi. ''Dan, partai koalisi di seberang sana, juga kami terus berkomunikasi," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/3).

Menurut Muzani, partainya tetap ingin terbuka dengan partai yang sudah menyatakan akan mendukung Joko Widodo di pilpres 2019. Sebab, katanya, politik itu cair sekali sehingga segala sesuatunya masih bisa berubah.

''Sehingga, dukungan kepada seseorang, kepada Jokowi, misalnya, buat kami selama belum didaftarkan di KPU, semuanya masih mungkin (berubah)," kata Muzani.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement